Eksplorasi.id – Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengatakan, Rusia sedang menunggu kesiapan Pemerintah Indonesia untuk dapat membangun teknologi perangkat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
“Kami sudah berkali-kali menawarkan proposal kerja sama di bidang PLTN, dan kami juga sering memberikan sosialisasi tentang keuntungan menggunakan nuklir, kapanpun Indonesia siap, akan kami bantu,” kata Mikhail Galuzin, usai menggelar dialog dengan wartawan di kediamannya Jakarta Selatan, Rabu.
Dia menjelaskan bahwa kerja sama tersebut masih terbentur dengan kebijakan Indonesia yang belum memberikan porsi ‘lampu hijau’ untuk nuklir dan berkategori berbahaya.
“Banyak yang sudah bekerja sama dengan kami (Rusia) seperti Jepang, Cina dan lainnya tidak ada masalah dengan hal itu,” jelas dia.
Mikhail menilai bahwa Indonesia masih diuntungkan dengan penggunaan pembangkit listrik bertenaga tradisional seperti air, angin dan uap. Dia menawarkan, jika perlu, dari segi pelayanan akan dibantu Rusia secara keseluruhan, mulai dari pembangunan hingga pengisian nuklir demi alasan keamanan.
Mikhail pun mengapresiasi atas langkah Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang telah mempersiapkan penelitian tentang PLTN.
Sebelumnya, Perusahaan nuklir Rusia Rosatom dan Dewan Pembangunan Berkelanjutan Nasional Kamboja memperkuat kerja sama di bidang energi nuklir termasuk mempelajari kegunaan atom untuk tujuan damai seperti pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Kamboja yang juga Ketua Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan Kamboja Say Samal menjelaskan, kerja sama dengan Rusia merupakan upaya Kamboja untuk memajukan sosio-ekonomi, memodernisasi ekonomi, dan meningkatkan ilmu pengetahuan serta mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam.
Reporter : Ponco Sulaksono