Eksplorasi – PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo bilang, pihaknya siap memasok kebutuhan listrik ke Antam sebesar 75 megawatt itu selama 30 tahun ke depan.
“Kami menyiapkan kapasitas lebih besar, yaitu 111 megawatt untuk menjamin keandalan pasokan dan mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan smelter Antam ke depan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (10/2/22).
Rencananya, pasokan listrik ini akan terbagi menjadi dua tahap. Pertama, selama enam bulan ke depan PLN akan memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 51 megawatt.
Baca juga: Target PLN 2022, Bisa Operasikan 648 Megawaat Pembangkit Energi Bersih
Kedua, setelahnya PLN selama 12 bulan akan menyelesaikan pasokan listrik sebesar 60 megawatt untuk keperluan listrik sepenuhnya pabrik feronikel.
“Kapasitas 111 megawatt ini dedicated untuk mendukung kebutuhan Antam hingga jangka panjang,” ujar Darmawan.
PLN akan mendatangkan dua mesin pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) dual fuel system dari wilayah Sumatera Selatan sebesar 51 megawatt dan Jambi sebesar 60 megawatt untuk dibawa ke Halmahera Timur, sehingga bisa mengoptimalkan pasokan listrik untuk smelter Antam.
Darmawan menjelaskan bahwa ada beberapa daerah yang saat ini kelebihan pasokan listrik, sehingga pembangkit itu underutilize dan bisa digunakan untuk smelter feronikel milik Antam di Halmahera Timur.
Dia mengatakan kolaborasi dan sinergi ini mampu memperkuat ekosistem BUMN. Apalagi, smelter yang dibangun Antam ini merupakan amanat pemerintah untuk menggenjot produk hilirisasi mineral.
“Kita semua tahu bahwa pembangunan smelter ini merupakan bagian dari proyek strategis nasional. Tentunya multiplier effect sangat banyak dari dorongan pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan pengembangan wilayah,” ucap Darmawan.
Sementara, Direktur Utama Antam Nicolas Kanter menjelaskan, smelter feronikel ini merupakan salah satu proyek strategis nasional untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia. Dengan dukungan listrik PLN, smelter yang sudah selesai dibangun ini akan segera beroperasi penuh.
“Dengan adanya sinergi bersama PLN, smelter ini akan beroperasi pada 2022 ini,” kata Nico.
Nico berharap proses pembangunan dan penyambungan listrik akan dilakukan secara cepat, tepat, dan andal, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kontribusi kepada negara dan memberikan manfaat lebih terutama bagi masyarakat yang ada di sekitar wilayah operasi pabrik.
Menurutnya, sinergi ini bisa mendorong percepatan hilirisasi mineral. Peran aktif BUMN dalam memberikan nilai tambah bagi penerimaan negara bisa segera terealisasi.
“Kami meyakini dengan sinergi yang baik antara Antam dan PLN, upaya percepatan hilirisasi mineral terutama dalam kaitannya dengan komoditas nikel dapat terlaksana segera,” ujar Nico.