Eksplorasi.id – Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan melebarnya defisit neraca migas dalam dua bulan terakhir, menunjukkan dampak kenaikan harga minyak mentah yang mencapai 35%.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengatakan itu juga bisa berarti defisit produksi dan konsumsi domestik yang melebar.
“Kenaikan harga minyak mentah yang drastis diperkirakan belum akan terjadi, sehingga potensi pelebaran defisit neraca migas akan terbatas,” kata Rangga.
Kenaikan harga minyak mentah juga bisa berarti kenaikan harga komoditas lain yang Indonesia ekspor, sehingga surplus justru bisa dihasilkan oleh neraca nonmigas. Selisih harga BBM domestik dan internasional yang masih lebar, juga akan mencegah kenaikan volume impor migas yang drastis.
Eksplorasi | Aditya | Antara