Eksplorasi.id – Perusahaan asal Cina, China Petroleum & Chemical Corporation (Sinopec) unggul sementara dalam tender sebagai mitra strategis PT Pertamina (Persero) di proyek Grass Root Refinery (GRR) Bontang.
Sementara, saingan terberat Sinopec adalah perusahaan migas asal Kuwait. “Paling comply dan kompetitif Sinopec, serta satu lagi dari Kuwait,” kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Jakarta, Senin (15/5).
Sekedar informasi, Pertamina akan menjadi pemegang saham minoritas di proyek GRR Bontang. Sedangkan mitra strategis terpilih nantinya akan menjadi pemegang saham mayoritas.
Pertamina sebelumnya telah menjadi pemegang saham mayoritas di GRR Tuban, RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Dumai, dan RDMP Balongan.
“Kalau bisa dia mengambil porsinya mayoritas, Pertamina kecil saja. Tujuannya agar kemampuan keuangan Pertamina tidak terganggu. Sebagian besar saham GRR Bontang dimiliki ke mitra strategis,” ujar Archandra.
Pertamina di proyek GRR Bontang telah mencari mitra strategis sejak dua bulan lalu. Semula, saat project expose (penawaran proyek) pada 28 Februari 2017, sudah ada lebih dari 50 perusahaan yang menyatakan minat untuk menjadi calon mitra.
Pertamina awalnya menargetkan bisa memeroleh mitra strategis pada 28 April 2017. Namun, hingga kini seleksi belum usai. Bila mitra strategis terpilih,Pertamina bersama mitra strategis akan memulai proses bankable feasibility study (BFS) yang ditargetkan selesai pada awal 2018.
Pembentukan konsorsium dan akan ditetapkan preliminary-investment decision 1 yang menggambarkan perkiraan awal investasi proyek GRR Bontang. Ditargetkan GRR Bontang mampu mengolah minyak mentah sekitar 300 ribu barel per hari (bph).
Pelaksanaan pembangunan kilang baru di Bontang ini merupakan tindak lanjut dari Keputusan Menteri ESDM No 7935 K/10/MEM/2016 tanggal 9 Desember 2016 yang menugaskan Pertamina untuk membangun dan mengoperasikan kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur.
Reporter : Sam