Eksplorasi.id – Kasus kewarganegaraan ganda mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar menjelaskan bahwa pemerintahan Joko Widodo bukanlah tanpa kesalahan.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Muliawan Margadana, dalam keterangan pers tertulis yang dikirim ke Eksplorasi.id, terkait dengan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 71.
Muliawan mengatakan, apakah itu kelalaian, kesalahan, kecerobohan atau juga kesengajaan oleh pihak lain, namun kasus tersebut menjelaskan bahwa bangsa Indonesia harus berbenah dan menata diri kembali.
“Bukan tidak mungkin dengan kasus ini sebenarnya, negara Indonesia bukanlah milik bangsa Indonesia sepenuhnya. Mengingat posisi Indonesia yang strategis dan kekayaan alamnya yang luar biasa,” ujar dia.
Muliawan menambahkan, secara geopolitik dan geostrategi, upaya pengkerdilan dan pelemahan akan terus dilakukan agar republik ini tidak mandiri, baik oleh pihak luar maupun dalam.
“Secara tidak langsung kedaulatan negara dan bangsa Indonesia menghadapi ancaman serius oleh warganya sendiri. Saya cenderung dengan kasus itu mengatakan, selamat datang negara outsourcing,” jelas dia.
Dia berkomentar, jika kasus Archandra tidak segera diselesaikan secara tuntas, jangan heran jika kelak ada berbagai upaya pelemahan ideologi dan konstitusi, hingga nanti ke depan yang menjadi presiden RI bisa jadi adalah mereka yang memiliki kewarganegaraan ganda.
“Saya kira kita harus sepenuhnya prihatin dan sekaligus mencermati fenomena ini. Saya lalu merujuk pada Desember 2015, saat Presiden Jokowi meluncurkan kapsul waktu yang membawa tujuh mimpi untuk menandai 70 tahun kedua kemerdekaan RI,” kata dia.
Dalam kapsul waktu itu, ada tujuh poin soal impian Indonesia 2015-2085. Pertama, sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia.
Kedua, masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika. Ketiga, Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia.
Keempat, masyarakat dan aparatur pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi. Kelima, terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia. Keenam, Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik. Dan ketujuh, Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia.
Menurut Muliawan, jika dikaitkan dengan kasus Arcandra Tahar, maka mimpi itu merupakan tanda tanya besar apakah mimpi Jokowi untuk 70 tahun kedua kemerdekaan RI akan terwujud oleh bangsa sendiri?
“Upaya menghadapi segala tantangan dan ancaman itu sebenarnya sederhana, yaitu memperkuat persatuan dan kesatuan serta menumbuhkembangkan karakter bangsa sebagai identitas nasional yang kuat,” jelas dia.
Editor: Aditya Foto: Istimewa