Eksplorasi.id – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman merasa heran dengan sikap Kepala Satuan Kerja Khsusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amin Sunaryadi dalam menanggapi pengurangan karyawan yang dilakukan Inpex sebagai pihak operator tambang blok Masela.
“Bahwa sebetulnya normatif saja penjelasan Sudirman Said itu, tetapi anehnya mengapa Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi begitu sangat peduli dan merasa terdesak pada 16 Maret 2016 malam tanpa prosedur yang lazim melalui Humas SKK Migas dalam memberikan keterangan persnya, sehingga publik tentu mengaitkan saran konsultannya Inpex Masela yaitu PT Tridaya Advisori pada 11 Desember 2015 yang sarannya bahwa Menko Kemaritiman tidak mempunyai kewenangan apapun soal persetujuan revisi POD FLNG Masela,” tutur Yusri, Selasa (22/3).
Yusri pun menduga ancaman PHK oleh Inpex sengaja di ekspos untuk mempersepsi buruk di ruang publik bahwa semua proses PHK dan tertundanya masyarakat Maluku menikmati proyek Masela yang seharusnya di tahun 2018 menjadi tahun 2020 akibat penolakan oleh Rizal Ramli sebagai “biang kerok” terhadap skema kilang LNG dilaut.
Padahal menurut dia semua stakeholder migas sudah mengetahui bahwa di saat harga minyak dibawah USD40 per barel semua proyek LNG ditunda pembangunannya di seluruh dunia seperti FLNG 2 Petronas, 3 FLNG di Australia, di Puerto Rico, Brazil dan Norway dan lainnya. Lagian lanjutnya, saat ini Inpex belum ada kepastian siapa pembeli gas untuk kontrak dari Blok Masela.
Eksplorasi | Kompas | Aditya