Eksplorasi.id – SKK Migas diminta segera mengeluarkan surat rekomendasi atau keputusan terkait peningkatan produksi minyak (lifting) di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu.
Direktur Eksekutif 98 Institute Sayed Junaidi Rizal mengatakan, sebelumnya pada 5 September lalu telah ada kesepakatan antara SKK Migas dengan Komisi VII DPR perihal peningkatan lifting di Banyu Urip.
“Peningkatan lifting di Banyu Urip telah menjadi kesimpulan atau keputusan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR dengan SKK Migas yang juga dihadiri sekitar 15 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Namun anehnya hingga kini SKK Migas belum mengeluarkan surat apapun. Ada apa sebenarnya?” kata Sayed di Jakarta, Selasa (22/11).
Sayed mengatakan, peningkatan lifting diperlukan untuk menekan impor minyak yang setiap saat terus meningkat. Berdasarkan data Kementerian ESDM, imbuh dia, lifting nasional hingga posisi 8 November 2016 berada di kisaran 874,61 ribu barel per hari (bph).
“Kebutuhan atau konsumsi minyak kita saat ini berada di level 1,6 juta bph, berarti hampir setengah dari konsumsi kita dipenuhi dari impor. Saat ini, produksi di Banyu Urip ada di level 165 ribu hingga 185 ribu bph. Produksinya bisa ditingkatkan hingga 210 ribu bph. Jika ditingkatkan,berarti akan ada penambahan lifting 28 ribu hingga 45 ribu bph,” jelas dia.
Menurut Sayed, jika SKK Migas yang diwakili oleh ketuanya, yakni Amien Sunaryadi, enggan membuka keran peningkatan lifting Banyu Urip, maka tindakan Amien tersebut patut dipertanyakan.
“Apa alasan utama dia (Amien Sunaryadi) menahan lifting Banyu Urip? Apa persoalan DMO Holiday? Soal hitungan yang digunakan Amien terkait DMO Holiday adalah dengan cadangan 350 juta barel. Namun, informasi yang kami peroleh cadangan Banyu Urip mencapaii 750 juta barel,” tegas dia.
Penjelasan Sayed, hitungan cadangan produksi 350 juta barel di Banyu Urip tersebut itu dengan asumsi pengeboran di tiga sumur, sementara saat ini sumur yang sudah dibor hampir mencapai 25 sumur. “Jadi, tidak ada alasan bagi Amien untuk membatasi produksi,” ujar dia.
Dia menambahkan, Lapangan Banyu Urip merupakan lapangan minyak terbesar yang saat ini ditemukan di Indonesia dalam rentang waktu beberapa dekade terakhir, dengan cadangan terbukti mencapai lebih dari 750 juta barel serta kandungan gasnya sebesar 3,31 kaki triliun kubik.
Reporter : Samsul