Eksplorasi.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) menjamin rencana pemerintah membangun Pusat Logistik Berikat (PLB) bagi peralatan migas di Sorong, Papua Barat akan mampu menyediakan kebutuhan peralatan hulu migas di Indonesia Timur.”Kalau bisa patungan kan bisa lebih murah, karena ada pemanfaatan infrastruktur bersama. Sedangkan kalau sendiri-sendiri cost recovery bisa lebih mahal,”tutur Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas Elan Biantoro, Selasa (19/4).
Ia mencontohkan biaya pendatangan dan pengembalian peralatan migas (mobilisasi dan demobilisasi) antara Singapura hingga Indonesia Timur yang sekiranya bisa menelan US$1 juta hingga US$2 juta. Terlebih dengan adanya PLB di Sorong, peralatan migas bisa mudah diawasi karena sudah memiliki tempat dan SKK Migas bisa lebih mudah melakukan inspeksi.
Sampai sejauh ini, tambahnya, sudah ada beberapa perusahaan yang berminat menjadi operator PLB tersebut namun ia tak ingat nama-nama perusahaannya.
Namun jika sudah terbangun, PLB itu bisa dimanfaatkan KKKS seperti BP Berau Ltd, PT Pertamina (Persero), Genting Oil Kasuri Pte., dan Petrochina International Ltd yang memiliki wilayah operasi di Indonesia Timur. Bulan lalu, Presiden Joko Widodo telah meresmikan 11 PLB yang tersebar di lima provinsi di Indonesia. Dua dari 11 PLB tersebut digunakan untuk kepentingan migas, yaitu Tanjung Batu dan Balikpapan yang dikelola masing-masing oleh PT Petrosea Tbk dan PT Pelabuhan Penajam.
Eksplorasi | CNNindonesia | Aditya