Eksplorasi.id – Lapangan Kepodang di Blok Muriah yang dioperatori Petronas Carigali Muriah Ltd diketahui akan setop memproduksi gas pada 2018 karena kondisi kahar (government force majeure)
Padahal, gas dari Lapangan Kepodang baru diproduksi pada akhir Agustus 2015 sebesar 116 juta kaki kubik per hari.
Pengawas Internal SKK Migas Taslim Z Yunus mengatakan, kondisi kahar di Lapangan Kepodang disebabkan adanya kelemahan penyebaran reservoir batu gamping.
“Berdasarkan kondisi kekinian, ternyata sebaran batu gamping di Lapangan Kepodang lebih rendah dari hasil sertifikasi yang dilakukan pihak ketiga,” kata dia kepada Eksplorasi.id dalam sebuah paparan di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Sabtu (19/8).
Dia menambahkan, adanya kondisi kahar di Lapangan Kepodang bukan merupakan keselahan dari sertifikasi atau rencana pengembangan (Plan of Development/ POD).
Menurut Taslim, reservoir batu gamping probabilitasnya tidak homogen. Berdasarkan
“Biasanya sebelum sertifikasi atau POD dikeluarkan, dilakukan pengeboran dari tiga sumur untuk mengambil contoh. Nah, bisa kemungkinan ketika dilakukan ekstrak kurang pas,” jelas dia.
Di satu sisi, lanjut dia, setiap pembeli atau penjual lapangan migas bisa melakukan sertifikasi sesuai kebutuhan dari perusahaan masing-masing.
Berlokasi di lepas pantai Jawa Timur atau 180 km Timur Laut Semarang, Lapangan Kepodang diketahui menjadi pemasok gas untuk pembangkit listrik Tambak Lorok milik PT PLN (Persero) yang menyuplai listrik di wilayah Jawa Tengah.
PLN dan Petronas diketahui telah meneken perjanjian jual beli gas hingga 2026 untuk PLTGU Tambak Lorok.
Lapangan Kepodang memasok gas ke PLTGU Tambak Lorok sebesar 116 MMscfd. Sementara pasokan gas dari Blok Gundih yang dioperatori PT Pertamina EP Asset 4 sebanyak 54 MMscfd.
Reporter : HYN