Eksplorasi.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Sumatera Bagian Utara memastikan belum terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal terhadap pekerja sektor minyak dan gas bumi (migas) di Provinsi Riau.
“Belum, belum ada PHK. Sampai saat ini kalau dari pekerja kontraktor seperti Chevron, itu kita belum ada,” tegas Kepala SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Utara, Hanif Rusdi di Pekanbaru, Jumat (18/3).
Tapi, lanjut dia, jika pekerja berasal dari perusahaan subkontraktor migas di provinsi tersebut, telah dilakukan efisiensi tenaga karena belum dapatkan kesempatan kerja dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) sebagai imbas terus anjloknya harga minyak dunia dalam 19 bulan terakhir.
Harga minyak dunia kini mencapai level tertinggi sepanjang tahun 2016 tercatat pada perdagangan Kamis (17/3) atau Jumat dini hari WIB dengan menembus angka di atas USD 40 per barel dari rata-rata tertahan pada kisaran angka USD 30 per barel.
Kondisi tersebut terjadi karena berita bahwa para produsen menyetujui pertemuan April tahun ini, setelah bersatunya produsen utama minyak untuk membatasi produksi mereka membayangi penambahan persediaan minyak AS.
Pemerintah Indonesia menginginkan harga minyak dapat segera stabil di kisaran USD 60-80 per barel karena harga pada kisaran itu baik bagi pertumbuhan industri migas dalam negeri.
“Kalau ada pun, itu bukan PHK dari perusahaan K3S. Tetapi kontrak kerjanya habis dan kita belum tahu itu sub kontraktor mana yang kontak-kontraknya habis karena terkait K3S-nya yang lebih tahu,” paparnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau khawatir dengan rencana PHK massal yang bakal dilakukan perusahaan di sektor minyak dan gas bumi di daerah tersebut seperti yang didengungkan oleh PT. Chevron Pacific Indonesia.
Pelaksana tugas Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Muhammad Yafiz mengklaim saat ini sudah mulai terjadi pengurangan pekerja pada sejumlah perusahan kontraktor kontrak kerja sama dan subkontraktor K3S.
“Memang sudah ada perusahaan migas melakukan PHK terhadap karyawannya tahun ini, karena harga minyak dunia yang terus terpuruk sekitar USD 30 per barel di pasar global,” ucapnya.
Data terakhir Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Riau menyebut, sekitar 85.000 orang menggantungkan hidup dengan bekerja di sektor pertambangan migas melalui sekitar sembilan perusahaan kontraktor kontrak kerja sama di Provinsi Riau.
Kepala SKK Migas, Amein Sunaryadi mengungkapkan, pihaknya telah mendapat laporan dari PT. Chevron Pasific Indonesia terkait rencana perusahaan tersebut akan memberhentikan sedikitnya 1.200 orang karyawan di Indonesia.
“Nah, yang besar ini Chevron (jumlah karyawan di hubungan kerja terhadap). Itu (Chevron) sudah ajukan 1.200 orang,” ujarnya.
Senior Vice President, Policy, Government, and Public Affairs Chevron Indonesia, Yanto Sianipar mengatakan, perusahaan minyak dan gas bumi itu kini tengah melakukan kajian terhadap semua model bisnis dan operasi.
“Latar belakangnya bukan hanya karena harga minyak yang rendah, melainkan sejak tahun lalu kami sudah melakukan tinjauan terhadap bisnis dan operasi di lapangan,” imbuhnya.
Eksplorasi | Antara | Ponco