Eksplorasi.id – Mantan menteri Pertambangan dan Energi ke-7, Soebroto, berharap kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) bisa saling menguntungkan.
Penjelasan dia, selama ini Pemerintah Indonesia berkuasa terhadap kekayaan alam yang ada di Tanah Air namun belum bisa memanfaatkannya secara maksimal.
“Masuknya Freeport membuat kekayaan alam yang ada di dalam perut bumi Tanah Air bisa dimanfaatkan dengan alat dan sumber daya manusia yang memadai,” kata dia di Jakarta, Kamis (20/4).
Menurut Soebroto, Pemerintah Indonesia dan PTFI saling membutuhkan. Keduanya, lanjut dia, juga saling mengetahui perbedaan.
Saran dia terkait renggangnya hubugan antara Pemerintah Indonesia dengan PTFI adalah sebaiknya PTFI menjalankan aturan yang telah ditetapkan pemerintah, dan pemerintah memberikan suatu kebijakan yang tidak merugikan sang pengelola.
“Kalau dalam perjalanannya terdapat ketidaksepahaman, maka fungsi dari negosiasi harus berjalan. Jangan ngotot-ngotot, kan bisa negosiasi,” jelas dia.
Sekedar informasi, bernama lengkap Raden Soebroto dan dilahirkan pada 19 September 1923 di Kampung Sewu, Kota Surakarta, Jawa Tengah, dia sempat menjabat sebagai sebagai penasehat bagi pemerintahan Presiden Soeharto.
Soebroto juga pernah duduk sebagai menteri Transmigrasi dan Koperasi (11 September 1971 – 28 Maret 1973), menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi (28 Maret 1973 – 29 Maret 1978), dan Menteri Pertambangan dan Energi selama dua periode kabinet (29 Maret 1978 – 21 Maret 1988).
Pada periode 31 Oktober 1984–9 Desember 1985, dia terpilih menjadi Presiden Konferensi OPEC. Pada 1988, Soebroto mendapat kepercayaan menjadi sekretaris jenderal Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang berkedudukan di Wina, Austria.
Reporter : Sam