Eksplorasi.id – Harga minyak mentah dunia bergerak turun, dipicu tanda-tanda kenaikan stok dan ancaman pasokan di seluruh dunia. Sementara Brent, patokan minyak global, turun 35 sen atau 0,8 persen ke posisi US$ 44,62 per barel di ICE Futures Europe.
Harga minyak antara lain dipengaruhi Lembaga Administrasi Informasi Energi (EIA) AS yang mengatakan jika stok minyak mentah meningkat 2,8 juta barel pekan lalu. Angka ini lebih dari dua kali lipat prediksi analis dan kelompok industri. “Fakta permintaan belum kembali secepat yang diharapkan [pasti] bisa menjadi tekanan di harga minyak mentah karena terlalu banyak minyak,” ujar Tariq Zahir, Managing Anggota Tyche Capital Advisors LLC.
Harga minyak telah melonjak lebih dari 60 persen dari posisi terendah mereka di awal tahun ini karena para pedagang berspekulasi penurunan harga yang terjadi hampir dua tahun mengarah ke perlambatan produksi dan pasar yang lebih seimbang.
Ini seperti kebakaran hutan telah menyebabkan perintah evakuasi di Alberta utara, memaksa perusahaan minyak untuk mematikan atau memperlambat operasinya. Kemudian kondisi cuaca kering di Venezuela yang bisa mengurangi kemampuan pembangkit listrik tenaga air, memaksanya menyimpan minyak lebih banyak,”kata Ric Navy, Wakil Presiden Senior R.J. O’Brien & Associates LLC.
Eksplorasi | Kontan | Aditya