Eksplorasi.co.id – Aceh saat ini masih mengalami kekurangan pembangkit listrik untuk melayani kebutuhan arus listrik bagi masyarakat konsumen di wilayah provinsi itu.
Ketika satu saja pembangkit listrik terjadi gangguan atau kerusakan mesin, maka pasokan arus kepada pelanggan langsung terhenti, sehingga pihak PLN Wilayah Aceh langsung mengambil langkah pemadaman listrik secara bergilir, meski kerap menuai kecaman dari warga.
Hal itu terungkap pada pertemuan manajemen PLN Wilayah Aceh dengan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Senin (16/5).
Dari pihak PLN Aceh diwakili Manajer Perencanaan, Arief Mudhari, Manajer Teknik, Bimo Samudro, Deputi Manajer Hukum dan Humas T. Bahrul Khalid serta Deputi Manajer Perencanaan, Sistem Ediwan.
Komisi III DPRA memanggil manajemen PLN Wilayah Aceh untuk mempertanyakan alasan kenapa Aceh kerap mengalami pemadaman. Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Komisi III DPRA mulanya tertutup. Kemudian di akhir pertemuan, semua awak media diperbolehkan masuk untuk mendengar langsung pembicaraan antara dewan dengan pihak PLN Wilayah Aceh.
“Bila satu pembangkit saja mengalami gangguan, maka kebutuhan listrik di Aceh tidak terpenuhi. Misalnya PLTU Nagan Raya katakanlah satu unit 100 MW gangguan, kurang 100 kan jadi 260 MW. Nah, pada saat itulah kita kekurangan pasokan arus,” ujar Bimo.
Eksplorasi | Aditya | Antara