Eksplorasi.id – Data SKK Migas menunjukkan bahwa tahun lalu volume tumpahan minyak di wilayah perairan di Indonesia mencapai 787,2 barel.
Kepala Divisi Penunjang Operasi SKK Migas Nurwahidi mengatakan, volume tumpahan minyak tertinggi terjadi pada 2013, yakni dengan 3.025,6 barel. Kemudian pada 2014 turun menjadi 1.113,8 barel, dan 266,4 barel pada 2015.
“Tahun lalu dari total volume 787,2 barel, sebanyak 672 barel minyak milik PT Medco E&P Indonesia tumpah perairan Indonesia. Disusul PT Chevron Pacific Indonesia 38,06 barel, PT Pertamina EP Tarakan 18 barel, VICO 17 barel, dan ConocoPhillips 11 barel,” kata dia di Jakarta, Selasa (24/1).
Dia menjelaskan, tumpahan minyak yang terjadi pada tahun lalu masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. “Itu masih menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi kami,” ujar dia.
Sementara, terkait kepatuhan kontraktor untuk melakukan operasi sesuai dengan standar yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebanyak 25 kontraktor mendapat catatan lebih dari taat, 48 kontraktor mendapat catatan taat dan tiga kontraktor mendapat kategori tidak taat.
Kategori penilaian mengatur tentang kepatuhan pelaksanaan operasi pada aspek tata kelola air, kerusakan lahan, pengendalian pencemaran laut, pengelolaan limbah, pencemaran udara, pencemaran air, dan implementasi analisis dampak lingkungan.
Reporter : Samsul