Eksplorasi.id – Perusahaan tambang batubara PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) menderita rugi US$ 8,3 juta pada tahun lalu lantaran harga komoditas pertambangan tengah tertekan.
Emiten berkode saham DOID tersebut mencatatkan penurunan pendapatan pada tahun lalu sebesar 6,8% menjadi US$ 565,61 juta dari sebelumnya US$ 607,42 juta. Pada saat bersamaan, beban pokok pendapatan Delta Dunia juga berhasil ditekan 9,27% menjadi US$ 439,77 juta dari US$ 484,75 juta. Sehingga, laba kotor yang diraup perseroan meningkat tipis 2,5% menjadi US$ 125,83 juta dari US$ 122,66 juta.
Perseroan harus menanggung rugi sebelum pajak penghasilan senilai US$ 5,78 juta dari sebelumnya laba US$ 8,21 juta. Tahun ini, perseroan juga menderita kerugian pada tahun berjalan senilai US$ 8,3 juta dari sebelumnya laba US$ 16,3 juta. Tahun ini, DOID juga menderita rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 8,3 juta dari sebelumnya laba US$ 16,3 juta.
Per 31 Desember 2015, total aset Delta Dunia Makmur menurun 8,35% menjadi US$ 831,79 juta dari US$ 907,64 juta. Liabilitas juga turun 9,2% menjadi US$ 746,79 juta dari US$ 822,74 juta dan ekuitas naik 0,1% menjadi US$ 85 juta dari US$ 84,9 juta. Pada perdagangan Rabu (23/3), saham DOID ditutup melonjak 7,56% sebesar 9 poin ke level Rp 128 per lembar. Return saham DOID negatif 9,86% selama setahun dan melesat 137,04% sepanjang tahun berjalan dengan kapitalisasi pasar Rp 1,05 triliun.
Eksplorasi | Bisnis | Aditya