Eksplorasi.id – Demi menekan defisit serta memenuhi pasokan kebutuhan listrik di wilayah Kalimantan Barat, Indonesia melakukan kerja sama dengan Malaysia untuk membangun interkoneksi jaringan listrik Kalimantan Barat-Serawak melalui Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 275 kilo volt (kv) antara Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Bengkayang dan GITET Mambong (SEB Malaysia).
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Direktor Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman.
Jarman menegaskan, pihaknya menyambut baik kedatangan Menteri Tenaga, Teknologi Hijau dan Air (TTHA) Malaysia, Datuk Sri Panglima Dr Maximus Johnity Ongkili. “Kami merasa bangga atas lawatan kerja Menteri Malaysia ke Bengkayang,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, kunjungan kerja ini merupakan bentuk komitmen kedua belah pihak dalam membantu memenuhi pasokan listrik di masing-masing negara melalui interkoneksi Kalimantan dengan Serawak. “Akan memungkinkan untuk menjajaki kerja sama lain di sektor energi,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Menteri TTHA Malaysia. Ia memberikan apresiasi atas kerja sama yang sudah dibangun sejak Januari 2016. “Ini permulaan kerja yang terberat di bidang energi. Kerja sama ini bisa mengatasi masalah listrik bukan sekadar perkara-perkara yang biasa,” kata Maximus saat pertemuan bilateral dengan jajaran pemerintah Indonesia.
Adanya kerja sama ini banyak memberikan keuntungan bagi kebutuhan listrik Kalimantan Barat. Hal ini diakui oleh Direktur Bisnis Regional mengakui kelistrikan Kalimantan, Djoko Rahardjo Abumanan, mengenai kondisi listrik di wilayah tersebut. “Bisa diamati sejak Januari, listrik di Kalbar jarang byar pet,” ungkap Djoko.
Kesepakatan interkoneksi jaringan listrik ini merupakan rangkaian dari wujud implementasi Asean Power Grid (APG). Program ini dimandatkan oleh para Kepala Negara/Pemerintah ASEAN sesuai visi 2020 yang mencakup tiga titik wilayah, yakni eastern area, southern area dan northern area.
Eksplorasi | Detik | Aditya