Eksplorasi.id – PT PLN (Persero) dituntut untuk terus melakukan efisiensi secara terus menerus.
Tujuannya, agar beban subsidi listrik tidak selalu membengkak. Pernyataan tersebut dilontarkan pengamat energi dari UGM Fahmy Radhi dalam keterangan tertulis yang dikirim ke Eksplorasi.id, Selasa (11/7).
“Selama ini PLN belum melakukan upaya berarti dalam rangka menurunkan harga pokok produksi secara optimal,” kata dia.
Semestinya, imbuh dia, PLN bisa menurunkan harga pokok penjualan (HPP). Pasalnya, dalam setahun terakhir harga minyak dunia cenderung turun dan rupiah menguat.
“Tidak ada alasan bagi PLN untuk menolak menurunkan HPP guna mencapai efisiensi. Tanpa efisiensi PLN, beban subsidi listrik terhadap APBN semakin membengkak,” tegas dia.
Penjelasan Fahmy, pemerintah saat ini dalam kondisi dilema. Sebab, jika subsidi tidak ditambah akan memberatkan bagi rakyat miskin. Namun, bila subsidi ditambah akan memberatkan APBN.
“Subsidi itu harus diberikan kepada rumah tangga miskin seluruh pelanggan 450 VA,” ujar dia.
Sedangkan untuk pelanggan 900 VA bisa dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, rumah tangga kategori rentan miskin. “Mereka akan menjadi miskin jika subsidi dicabut,” jelas Fahmy.
Kedua, UMKM yang menggunakan 900 VA untuk usaha. “Usaha UMKM akan bangkrut jika subsidi listrik dicabut,” katanya.
Reporter : Sam