Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) sebenarnya bisa melakukan pembangunan kilang minyak offshore serupa Petronas. Namun butuh waktu lama untuk membangun kilang migas di laut tersebut karena Petronas telah melakukan kajian sedari dulu.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Tenaga Ahli Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Haposan Napitupulu di Jakarta.
Sebagai informasi, perusahaan migas milik negara Malaysia, Petronas berhasil membangun kilang terapung di laut atau Floating Liquefied Natural Gas (FLNG/Offshore) pertama dunia. Pembangunan kilang minyak dengan skema offshore Petronas dinilai lebih efisien ketimbang membangun di darat (onshore).
Petronas FLNG Satu memiliki panjang 360 meter (1.180 kaki) panjang dan lebar 60 meter (197 kaki). Kapal FLNG sendiri akan ditambatkan di lapangan gas Kanowit Malaysia, 180 kilometer (112 mil) lepas pantai Sarawak. Kapal besar ini memiliki kapasitas untuk memproduksi 1,2 juta ton LNG per tahun (MTPA).
“Saya kira Pertamina mampu membangun kilang migas, tapi kalau di laut sulit. Pertamina perlu riset banyak. Petronas kan melakukan risetnya sudah lama sekali,” ujarnya.
Menurut Haposan, pengembangan teknologi kilang minyak terapung oleh Petronas dilakukan sejak lama. FLNG yang dibangun Petronas sendiri melakukan kajian dan pengembangan bersama dengan kontraktor Shell.
Namun, dirinya pesimistis jika Pertamina membangun FLNG, karena Pertamina belum mampu mengembangkan teknologinya.
“Pertamina belum mampu mengembangkan teknologi FLNG,” tandasnya.
Eksplorasi | Tempo | Aditya