Eksplorasi.id – Basuki Tjahaja Purnama selaku komisaris utama PT Pertamina (Persero) ternyata ‘hanya sanggup’ mengurus pemberian diskon pembelian BBM bagi supir ojek online (ojol) dibanding soal lain.
Setali tiga uang antara Dwi Soetjipto sebagai kepala SKK Migas dengan Basuki Tjahaja. Ternyata dia pun hanya sanggup bilang bahwa investasi hulu migas akan mengalami penurunan.
Soal ‘mengurus’ PT Chevron Pasific Indonesia di Blok Rokan, Riau keduanya ternyata tidak mumpuni. Ternyata lebih ‘jagoan’ Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dibanding Basuki dan Dwi.
Seperti diketahui, kesepakatan Chevron untuk melanjutkan investasi pengeboran baru di Blok Rokan telah dicapai, setelah pemerintah diwakili Menteri Luhut turun tangan.
Awalnya, negosiasi antara Pertamina dengan Chevron soal keinginan Pertamina berinvestasi di Blok Rokan sebelum alihkelola, menemui jalan buntu.
Sebelum kontrak di Blok Rokan berakhir, Chevron sebelumnya diminta tetap melanjutkan investasi di Blok Rokan. Masa transisi pun dimulai dengan menggunakan pendekatan business to business (B-to-B).
Bahkan, sekelas petinggi kepala SKK Migas pun tidak bisa mendorong Chevron untuk tetap eksis di Blok Rokan hingga kontrak berakhir.
Padahal, SKK Migas telah menawarkan pengembalian biaya investasi (cost recovery) secara cepat kepada Chevron agar perusahaan yang berbasis di Negeri Paman Sam tersebut mau melakukan kegiatan investasi berupa pengeboran baru di Blok Rokan pada tahun ini.
Sementara dari sisi Pertamina, BUMN migas tersebut berkeinginan untuk masuk sebelum alihkelola dilakukan agar produksi Blok Rokan selama masa transisi tidak turun tajam.
Pertamina pun konon telah menyiapkan investasi untuk mengebor sekitar 20 sumur tahun ini dan akan mengerjakan proyek pergantian pipa hilir Blok Rokan.
Sayangnya keberadaan dua orang yang konon katanya mumpuni, yakni Basuki Tjahaja dan Dwi Soetjipto tidak mampu mendesak Chevron.
Faktanya, hingga kini Chevron selaku pengelola Blok Rokan belum memberikan lampu hijau kepada Pertamina untuk melakukan kegiatan investasi sebelum kontrak Chevron di Blok Rokan berakhir, Agustus 2021.
Namun, kondisi berubah 180 derajat ketika Menteri Luhut turun tangan. Melalui konferensi pers via live streaming, Rabu (18/3), Menteri Luhut bilang bahwa telah diperoleh kesepakatan agar Chevron mau melakukan investasi pengeboran baru di Blok Rokan.
“Kami sepakat bahwa Chevron akan meneruskan proyek ini sampai mereka selesai di Agustus tahun depan. Jadi, turunnya produksi bisa ditahan jangan sampai tajam sekali. Itu keputusan yang baik,” kata Menteti Luhut.
Konferensi pers via daring dilakukan Menteri Luhut setelah rapat bersama Kementerian ESDM, SKK Migas, serta manajemen Chevron guna membahas transisi di Blok Rokan.
Reporter : Sam
Politik belah bambu. Dua diinjak satu diangkat.
Anda belum kenal Chevron …