Eksplorasi.id – Perusahaan migas nasional milik pemerintah Malaysia, Petroleum Nasional Berhard (Petronas), diketahui sangat mengutamakan pengembangan kemampuan lokal melalui program Malaysianisasi.
Hal itu terungkap pada halaman 124 dalam buku berjudul Migas dan Energi di Indonesia; Permasalahan dan Analisis Kebijakan yang ditulis Widjajono Partowidagdo. “(Petronas) meminta PS Contractors asing untuk mendukung program Malaysianisasi,” tulis Widjajono dalam bukunya.
Widjajono menulis, ada tiga program yang akan disetujui oleh Petronas agar kontrak perusahaan asing disetujui jika ingin melakukan eksplorasi/ eksploitasi di Malaysia.
Pertama, menentukan target jangka panjang bagi tenaga ahli lokal pada posisi-posisi terpilih. Kedua, mereview dan menyetujui semua posisi ekspatriat. Ketiga, menetapkan target 90 persen pegawai adalah lokal.
Petronas, tulis dia, juga mempromosikan pengembangan dari pemasok local pada industri migasnya. Kemudian, Petronas pun mendorong kewirausahaan lokal untuk berpartisipasi dalam investasi dengan pemasok asing.
Berikutnya, Petronas juga mempromosikan penggunaan produk/ kemampuan lokal, serta membatasi pelelangan jasa/ barang tertentu dan memprioritaskan perusahaan lokal. Lalu, memonitor kinerja pemasok lokal, dan mempromosikan Malaysia menjadi pelopor regional untuk jasa migas.
Penjelasan Widjajono, Malaysia belajar mengelola perminyakan dari Indonesia dengan mengadopsi production sharing contracts (PSC). “Kerja sama Petronas dan pemerintah serta iklim investasi di Malaysia yang lebih baik, maka Malaysia lebih berhasil dalam implementasi (dibandingkan Indonesia),” tulisnya.
Halaman 123 buku tersebut juga disebutkan, ada batasan yang jelas antara peran Petronas dan kontraktor bagi hasil pada manajemen operasi. Misalnya, Petronas bertanggung jawab atas manajemen PSC pada tingkat atas. Persetujuan Petronas dibutuhkan pada berbagai tahap dari operasi migas.
Sebut saja meliputi field development plan (FDP) dan work program and budget (WP&B), penawaran wilayah, dan perpanjangan PSC. Kemudian, memberikan pedoman kerja dan kebijakan.
Sementara kontraktor bagi hasil bertanggung jawab atas operasi migas, di mana kontraktor bertanggung jawab langsung atas kelayakan dan keselamatan operasi sesuai dengan praktik migas terbaik.
Reporter : Sam