Eksplorasi.id – Kelangkaan gas LPG di Sukabumi, Sabtu 9 Juli 2016 membuat panik masyarakat. Ketidaktersedian gas tabung tiga kilogram yang telah berlangsung dua hari pasca-Lebaran, sangat dikeluhkan warga, terutama ibu-ibu.
Mereka tidak bisa beraktivitas memasak di dapur untuk menanak nasi dan lauk pauk. Untuk mrmrnuhi kebutuhan sehari-hari sebagian besar warga terpaksa memamfaatkan kayu bakar diperoleh di sekitar rumahnya. “Dan sebagian lagi terpaksa membeli makanan dan nasi di rumah makan,” kata warga Sukaraja, Dewi Sumarni.
Sebenarnya, tutur Dewi Sumarni, kelangkaan gas LPG terjadi sehari sebelum Lebaran. Kelangkaan makin meluas saat Lebaran, diduga karena distribusi terganggu akibat ruas jalan terjadi kemacetan. “Kejadian ini hampir terjadi di setiap tahun. Sepertinya, pemerintah tidak mampu melakukan upaya perbaikan pengiriman didistribusi LPG sehingga tidak terjadi kelangkaan,” ujarnya.
Kondisi serupa terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Palabuhratu, dan Cisolok. Bahkan warga terpaksa kembali membawa tabung gas kosong setelah mengetahui di beberapa warung dan kios tidak tersedia tabung berisi gas. Padahal kebutuhan pasca-Lebaran terus meningkat.
“Kami terpaksa menghemat, sementara kebutuhan memasak makanan dan hidangan sangat mendesak. Sebagian besar warung mengaku stok tabung berisi gas mulai menghilang hari pertama Lebaran,” ungkap warga Cisolok, Andi Supriyadi.
Untuk memperoleh LPG, kata Andi Supriyadi warga terpaksa harus berebut. Warga terpaksa harus antrie hingga beberapa jam hanya untuk memperoleh satu tabung gas tersebut. “Kami mencemaskan kelangkaaan akan terus berlangsung lama,” katanya.
Eksplorasi | Aditya