Eksplorasi.id – Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar berkeinginan ke depannya cadangan migas nasional dikuasakan kepada PT Pertamina (Persero). Saat ini, kuasa cadangan migas tersebut berada di bawah kendali SKK Migas.
Hal itu diungkapkan Archanda di sela acara Rapat Kerja Nasional Kadin Indonesia Bidang Energi dan Migas yang digelar di Jakarta, Selasa (1/11).
Menurut dia, cadangan migas nasional nantinya akan dijadikan leverage alias aset yang dapat digunakan Pertamina untuk mencari pinjaman.
“Kalau ini terealisasi, keuangan Pertamina bisa lebih kuat, lebih gesit, bisa berinvestasi untuk melakukan eksplorasi migas, membangun infrastruktur-infrastruktur migas, dan sebagainya,” kata dia.
Dia menambahkan, aset migas tersebut bisa di monetisasi sebagai leverage. Komentar Archandra, aset migas yang ada di Tanah Air saat ini dikelola oleh SKK Migas yang bukan lembaga bisnis.
“Sekarang bagaimana agar aset-aset ini bisa kita manfaatkan agar NOC kita kuat. Penguatan NOC bertujuan untuk memperkuat kedaulatan energi nasional. Saya ingin Pertamina bisa seperti Saudi Aramco di Arab Saudi, Petrobras di Brasil, atau Petronas di Malaysia,” jelas dia.
Penjelasan Archandra, kedaulatan energi semestinya sudah bisa dicapai bangsa ini. Sementara turunan dari kedaulatan energi adalah National Oil Company (NOC) harus diperkuat.
Archandra mengungkapkan, revisi UU No 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas) nantinya bisa memperkuat posisi Pertamina.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menilai, bila cadangan migas nasional dapat dipakai Pertamina untuk pinjam uang, kemampuan investasi Pertamina bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat dibandingkan saat ini.
Penjelasan Dwi, Pertamina sekarang punya kemampuan investasi berkisar USD 5 miliar hingga USD 7 miliar per tahun. Jika cadangan migas nasional bisa menjadi leverage Pertamina, maka kemampuan investasi perseroan bisa meningkat menjadi USD 10 miliar hingga USD 14 miliar.
Reporter : Ponco S