Eksplorasi.id – Penggunaan teknologi enhanced oil recovery (EOR) dinilai sebagai jawaban guna mengatasi problem mengeksploitasi dan mengeksplorasi minyak dan gas bumi di Tanah Air.
Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar mengatakan, teknologi EOR sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak 1980-an. Terkait potensi minyak yang besar tersebut, imbuh dia, harus dibuat roadmap EOR yang detail.
“Kita punya potensi minyak yang cukup besar, 4,6 miliar barel. Pemerintah pun terus mendorong semua pihak untuk terus meningkatkan produksi minyak, salah satunya melalui EOR. Untuk itu, kita boleh saja mengundang ahli-ahli EOR dari luar negeri,” kata dia di Jakarta, belum lama ini.
Penjelasan Archandra, saat ini masih banyak Kontraktor Kerja Sama (KKKS) yang belum menerapkan teknologi EOR dalam mengeksplorasi lapangan minyaknya.
Saat ini ada tiga lapangan minyak dengan teknologi EOR, yaitu Kaji Semoga (Medco), Minas (Chevron), dan Pertamina EP. Arcandra menyampaikan harapannya agar EOR menjadi pertimbangan bagi KKKS untuk meningkatkan produksi minyak. “EOR jangan berhenti di paper saja. Jangan diteliti terus, tapi juga diimplementasikan,” ujar dia.
Reporter : Sam