Eksplorasi.id – Warga Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menyesalkan terjadinya kekurangan bahan bakar gas elpiji ukuran tiga kilo gram (kg).
Amna Lamato, warga Desa Katialada, Kecamatan Kwandang, Jumat di Gorontalo mengatakan, kekurangan elpiji tersebut sudah dirasakan dalam dua bulan terakhir.
“Selain kosong, harganya pun naik dari Rp19 ribu-Rp20 ribu menjadi Rp22 ribu-Rp24 ribu per tabung,” ujar Amna.
Ia berharap, pemerintah daerah segera mengantisipasi kekurangan elpiji tersebut mengingat tidak ada bahan bakar lainnya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga.
“Kami bahkan pernah tidak memasak karena minyak tanah pun sudah sulit ditemukan,” ujar Amna.
Samsudin, salah satu pemilik pangkalan elpiji tiga kg di Kecamatan Kwandang mengaku, pihaknya mengalami pembatasan kuota tabung gas.
Biasanya, ia mendapatkan kuota tabung gas antara 100-150 tabung, namun sejak dua bulan terakhir hanya dipasok 20-30 tabung saja.
Ia mengaku sudah melayangkan keberatan ke pihak distributor, mengingat modal usaha yang cukup tinggi ternyata harus dibatasi.
“Saya membeli tabung yang cukup mahal untuk kuota 100-150 tabung namun kini dibatasi menjadi 20-30 tabung saja, ini jelas-jelas merugikan,” ujarnya.
Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi (Dishuttamben) Gorontalo Utara, Hasan Hiola membantah adanya kekosongan gas elpiji tiga kg.
Menurutnya, stok t gas tersebut tetap ada, hanya saja sempat mengalami gangguan distribusi atau ekspedisi dari Pelabuhan Anggrek ke pangkalan-pangkalan di daerah ini.
Ia memastikan, hari ini stok tabung elpiji tiga kg sudah kembali normal, bahkan tidak akan mengganggu kebutuhan masyarakat selama Ramadhan.
“Sudah ada informasi dari pihak migas setempat, bahwa pasokan elpiji tiga kg akan kembali normal dan pasokannya aman selama Ramadhan,” ujar Hasan.
Eksplorasi | Aditya | Antara