Eksplorasi.id – Peringkat utang PT Pertamina (Persero) pada 17 Maret 2016 yang diterbitkan Moody’s, dengan tipe peringkat (rating type) long-term issuer rating adalah Baa3. Adapun outlook utangnya bersifat stabil (stable).
Obligasi berperingkat Baa3 merupakan obligasi dengan risiko moderat, dan oleh karenanya memiliki karakteristik spekulatif. Situs resmi perseroan menunjukkan, pada 30 Mei 2014, Pertamina menerbitkan dua obligasi masing-masing sebesar USD 1,5 miliar. Obligasi itu diterbitkan di Amerika Serikat dan Eropa dengan kupon (coupon) masing-masing 6,450 persen.
Sebelumnya, awal tahun ini, manajemen Pertamina akan kembali berencana menerbitkan obligasi global sekitar USD 2 miliar. “Ada potensi global bond tahun ini sekitar USD 2 miliar,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, 15 Januari 2016.
Menurut dia, rencana aksi korporasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan pendanaan perseroan sepanjang tahun ini. Berdasarkan siaran pers Pertamina pada 21 Desember 2015, perusahaan migas pelat merah ini mencanangkan peningkatan investasi sepanjang 2016 sekitar 20,7 persen atau menjadi USD 5,31 miliar, sebagai upaya perusahaan untuk memacu kinerja baik dari hulu hingga hilir.
Baca juga: http://eksplorasi.id/tahun-lalu-kinerja-keuangan-pertamina-jeblok/
Adapun alokasi investasi tersebut sebesar 72 persen untuk bisnis hulu, 6,9 persen bisnis gas, 6,7 persen untuk bisnis pengolahan, 9,7 persen untuk kegiatan pemasaran dan niaga, serta sekitar 4,7 persen untuk bisnis hilir dan anak perusahaan lainnya.
Tahun ini, Pertamina memerkirakan bisnis hulu dapat berkontribusi sekitar 30 persen dari total laba usaha, terutama dipicu oleh penurunan harga minyak mentah, kendati produksi justru ditargetkan meningkat menjadi 327 ribu barel per hari minyak dan 1.926 MMscfd gas bumi atau setara dengan 659 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), naik 10 persen dibandingkan dengan prognosa tahun lalu.
Peningkatan produksi juga ditargetkan pada bisnis panas bumi, yaitu menjadi 3.245 GWh atau naik 8 persen dari angka prognosa 2015. Adapun pada bisnis hilir menjadi tumpuan baru Pertamina, di mana target pendapatan akan didukung oleh peningkatan yield valuable product yang bersumber dari unit kilang baru, RFCC Cilacap dan TPPI, serta peningkatan penjualan pada BBM retail non subsidi, termasuk Pertalite yang mulai diluncurkan pada 24 Juli 2015.
Heri
Comments 2