Eksplorasi.id – Integrated Supply Chain (ISC), sebuah badan di bawah langsung direktur utama (dirut) PT Pertamina (Persero) yang menanganani proses jual beli minyak, diduga melakukan tender kongkalikong.
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengungkapkan, tender pengadaan minyak mentah untuk jenis West African Crude sebesar 18 juta barel, untuk periode penyerahan Juli hingga Desember 2016, mendadak digelar secara tertutup.
“ISC hanya mengundang sejumlah peserta tender. Pesertanya tak lebih dari 8 perusahaan dari 133 perusahaan yang terdaftar. Kalau memang transparan, kenapa tidak diumumkan di media massa atau setidaknya di situs Pertamina,” ujar Yusri, ditulis Senin (2/5).
Yusri menjelaskan, informasi yang bisa diperoleh di situs www.pertamina.com hanya pengumuman pembelian term minyak mentah melalui tender terbatas untuk periode Februari-Juni 2016, dengan batas waktu penyampaian penawaran Rabu (25 November 2015) dengan masa berlaku penawaran hingga Rabu (2 Desember 2015), adalah pemberitahuan terakhir yang dipublikasikan Pertamina.
“Selebihnya, untuk pengadaan Juni 2016 dan seterusnya, tidak lagi diumumkan. Padahal, pengumuman tender ISC untuk kebutuhan minyak mentah periode Juni 2016 sudah digelar pada 25 April 2016. Informasi dikirim pada malam hari dan undangan terbatas hanya 8 peserta serta batas penawaran akhir pada 27 April 2016 pukul 14.00 WIB. Pemenangnya telah diumumkan pada 29 April 2016,” jelas dia.
Yusri berkomentar, anehnya pemenang tender bukan produsen minyak, tetapi trader minyak yang secara akal sehat saja harganya lebih mahal ketimbang langsung membeli langsung dari produsen.
“Perusahaan trader Travigura yang sepanjang tahun memenangkan tender pengadaan minyak di ISC Pertamina. Padahal mereka tidak sebagai produsen alias tidak mempunyai lapangan minyak. Kenapa selalu didominasi oleh Travigura? Mengapa tidak ISC langsung ke NNPC (Nigerian National Petroleum Company)? Padahal minyak mentah yang di suplai oleh Travigura dan trader lainnya berasal dari produksi NNPC,” tegas Yusri.
Dia menambahkan, fungsi ISC secara struktur di Pertamina berada langsung di bawah dirut Pertamina. “Jika tender minyak West African Crude diadakan mendadak dan terbatas 7 perusahaan, diduga sudah terjadi kongkalikong. Dirut Pertamina harus ikut bertanggung jawab,” ujar dia.
Sekedar informasi, tender pengadaan minyak mentah dan BBM oleh ISC semula merupakan salah satu terobosan Pertamina untuk memotong mata rantai dalam pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri.
ISC yang menggantikan peran Petral dinilai sangat efektif untuk menutup celah praktek kecurangan. Transparansi adalah kata kunci suksesnya ISC, dengan proses tender yang sangat terbuka sehingga seluruh peserta tender bersaing secara sehat.
Alhasil, sepanjang 2015, konon ISC telah memberikan penghematan untuk Pertamina sekitar USD 208,1 juta. “Melalui ISC, peserta tender lebih variatif, harga lebih kompetitif, dan posisi tawar semakin tinggi. Informasi tender kami buka melalui website Pertamina yang semua orang dapat mengaksesnya,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro dalam siaran persnya, beberapa waktu lalu.
Ponco
Comments 1