Eksplorasi.id – Pemerintah kembali akan melelang wilayah kerja panas bumi (WKP). Adapun untuk tahun ini, pemerintah akan melelang 8 WKP setelah pada tahun lalu 5 WKP telah dilelang. Lelang tahap II ini merupakan bagian dari lelang 27 WKP yang rencananya bakal dilelang hingga 3 tahun mendatang.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menjelaskan tahun ini akan sebanyak 8 WKP akan dilelang kepada pihak perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Adapun lelang yang akan dilakukan merupakan lanjutan dari penugasan survei pendahuluan (PSP). Selain pelelangan, guna mempercepat pemanfaatan panas bumi, pihaknya juga akan memberikan penugasan kepada BUMN untuk menggarap WKP.
“Tahun ini penugasan lima, kepada Pertamina, Geodipa dan PLN,” tuturnya di Jakarta, Senin (14/3/2016).
Sayang dirinya belum bisa menyebutkan WKP mana saja yang akan dilelang maupun yang akan diberikan ke pihak BUMN. Yang jelas dia optimis lelang berjalan lancar karena kesiapan pemerintah dalam bidang tenaga kerja serta dana sudah lebih matang.
Dia mengatakan untuk bisa menarik minat investor mengembangkan energi panas bumi, pemeritah menyiapkan sejumlah insentif. Selain pembebasan bea masuk dan Pajak Penambahan Nilai (PPN) untuk barang-barang impor, pihaknya juga telah merevisi patokan harga jual listrik dari pembangkit energi panas bumi, yang saat ini berada di level US$ 11 sen per kilowatt hour (kwh).
“Saat ini pemerintah memang tengah menggalakkan peningkatan energi panas bumi dalam rangka memperbesar komposisi EBT pada energy mix,” tuturnya.
Adapun pada tahun lalu 5 WKP telah dilelang. Satu di antaranya sudah ditemukan pemenangnya, yakni Gunung Lawu yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy.
Keempat WKP lainnya adalah Danau Ranau dengan potensi cadangan 110 MW, Way ratai di Lampung dengan kapasitas 110 megawatt (MW), Marana di Sulawesi Tengah dengan kapasitas 20 MW, serta serta WKP Gunung Talang-Bukit Kili di Sumatra Barat dengan kapasitas 55 MW.
Guna menambah potensi cadangan panas bumi, Kementerian ESDM juga menugaskan kepada Komite Eksplorasi Nasional (KEN) untuk melakukan penelitian di bidang panas bumi. Ketua KEN Andang Bachtiar menargetkan untuk mentransformasi 15 gigawatt (GW) potensi panas bumi yang ada menjadi cadangan terbukti. “Minimal 5 GW dalam 5 tahun ke depan,” kata Andang.
KEN juga akan mengurangi risiko eksplorasi dengan menambah keterlibatan pemerintah, badan layanan umum serta badan usaha milik negara (BUMN) dalam melakukan pengeboran eksplorasi.
Eksplorasi | Bisnis | Yudo