Eksplorasi.id – Dalam Nawacita yang diterapkan oleh pemerintah juga mengamanatkan untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat ketahanan ekonomi daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Ikhtiar memecahkan masalah energi, terutama untuk daerah tertinggal adalah salah satu upaya untuk mewujudkan amanat ini.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said.
Sudirman menegaskan, dengan menghadirkan akses listrik yang berkelanjutan bagi masyarakat menjadi fokus utama dari Kementerian ESDM karena listrik merupakan pembuka menuju jalan peradaban yaitu perekonomian, pendidikan, kesehatan, teknologi, sampai pada pertahanan.
“Pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan harus dipandang sebagai sebuah gerakan yang berkelanjutan, bukan hanya sekedar proyek pembangunan,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah menyiapkan Program Indonesia Terang. Program ini merupakan tindak lanjut kesepakatan dari Bali Clean Energy Forum yang dilaksanakan pada Februari tahun ini, dan sebagai komitmen pemerintah untuk memberikan akses energi bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Program ini menargetkan 12.659 desa tertinggal diseluruh Indonesia yang belum terlayani oleh listrik PLN, 2.519 diantaranya masih gelap gulita di malam hari. Fokus program ada pada wilayah Indonesia Timur karena kurang lebih 65% dari desa-desa tersebut berada di wilayah ini,” tuturnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, energi terbarukan akan menjadi solusinya. Pendanaan program ini selama 5 tahun kedepan akan berasal tidak hanya dari APBN namun juga dari BUMN seperti PLN, Pertamina dan LEN, pihak swasta dalam bentuk investasi dan kerjasama dengan lembaga2 internasional.
“Saat ini kami terus mematangkan rencana pelaksanaan bersama dengan pemerintah daerah, termasuk juga dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan didaerah,” pungkasnya.
Eksplorasi | Beritasatu | Aditya