Eksplorasi.id – Pekan lalu, Menteri ESDM Sudirman Said baru saja mengunjungi Desa Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) untuk melihat calon lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan yang bakal menjadi pembangkit bertenaga air terbesar di Indonesia.
PLTA Kayan memiliki potensi 6.080 MW, enam kali lebih besar dibanding PLTA Cirata di Jawa Barat yang berkapasitas 1.080 MW. PLTA Cirata merupakan PLTA terbesar di Indonesia saat ini.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko, mengungkapkan bahwa PLTA Kayan akan dibangun oleh investor asing asal China, yaitu PT Kayan Hydro Energy.
“Sudah ada investornya dari China (untuk PLTA Kayan), namanya PT Kayan Hydro Energy. Izin lokasi sudah diberikan, izin-izin awal juga sudah diberikan dari Ditjen Ketenagalistrikan (Kementerian ESDM),” ucap Sujatmiko, Senin (20/6/2016).
PT Kayan Hydro Energy adalah pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik terintegrasi (private power utilities). Pembangunan PLTA Kayan akan dilakukan secara bertahap dengan membangun 5 bendungan.
Bila dihitung dalam rupiah, dengan asumsi kurs dolar Rp 13.000, maka dana investasi yang harus disiapkan untuk pembangunan PLTA raksasa ini mencapai Rp 15,6 triliun.
“Rencana investasinya sekitar US$ 1,2 miliar,” imbuh Sujatmiko.
Dengan kapasitas yang sangat besar, listrik dari PLTA Kayan tak hanya cukup untuk Kaltara, tapi bisa untuk daerah-daerah lain, bisa juga diekspor ke Malaysia.
“Nanti kalau memang sudah cukup, mencukupi warga dan industri di sini kita ekspor,” ujar Sudirman Said, pekan lalu.
Pada tahap pertama ini, kapasitas PLTA Kayan bakal mencapai 900 MW. Hambatan-hambatan seperti izin kehutanan dan izin lingkungan sudah diselesaikan. Ditargetkan pembangunan tahap pertama dapat rampung di 2019.
Eksplorasi / Dtk / Top