• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Jumat, Mei 9, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home GAS

Menteri Airlangga: Pemerintah Kaji Tambahan Industri Peroleh Potongan Harga Gas

by Eksplorasi.id
19 Agustus 2016
in GAS, MIGAS
0
Menteri Airlangga: Pemerintah Kaji Tambahan Industri Peroleh Potongan Harga Gas

Airlangga Hartarto | Foto : Istimewa

0
SHARES
34
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Pemerintah sedang mengkaji penambahan sektor industri yang bisa mendapatkan pemotongan harga gas sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri pengguna gas dalam negeri di pasar internasional.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai mengikuti rapat koordinasi pembahasan harga gas untuk industri di Jakarta, Senin (15/8), mengatakan, penambahan sektor ini bisa bermanfaat untuk mendorong kinerja industri nasional.

Untuk itu, Airlangga menambahkan, tiga sektor yang berpotensi untuk mendapatkan pemotongan harga gas adalah industri pulp dan kertas, industri makanan dan minuman serta industri tekstil dan alas kaki.

“Long list selalu lebih baik dari short list. Kami mengusulkan industri yang mendapatkan rekomendasi pemotongan harga menjadi sepuluh,” ujarnya.

Sebelumnya, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2016 mengenai penetapan harga gas bumi, sebanyak tujuh sektor mendapat keringanan harga gas yaitu hanya sebesar USD 6 per MMBTU.

Ketujuh sektor industri tersebut adalah industri baja, industri keramik, industri kaca, industri petrokimia, industri pupuk, industri oleochemical dan industri sarung tangan karet.

Menteri BUMN Rini Soemarno menambahkan, sektor industri lainnya yang juga membutuhkan pemotongan harga gas adalah industri farmasi, yang bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan produksi obat-obatan.

“Kita tidak punya bahan baku obat-obatan, mungkin itu salah satu yang perlu ditambahkan,” tutur Rini.

Ia menganggap sektor industri yang bisa menggerakkan kinerja perekonomian harus menjadi prioritas karena penggunaan gas untuk industri telah menguras biaya produksi hingga mencapai 30 persen.

“Daya saing kita harus dijaga. Indonesia selalu bergantung pada bahan mentah, ini yang membuat kita tidak kompetitif,” kata Rini.

Untuk mengkaji tambahan sektor industri tersebut, saat ini sedang dibentuk tim khusus yang terdiri dari perwakilan Kemenko Perekonomian, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian dan SKK Migas.

Menurut data SKK Migas, harga gas di Jawa Timur saat ini mencapai USD 8,01-8,05 per MMBTU, Jawa Barat mencapai USD 9,14-9,18 per MMBTU serta wilayah Sumatera mencapai USD 13,90-13,94 per MMBTU.

Dibandingkan dengan harga gas di negara lain, harga gas di Indonesia tiga kali lipat lebih mahal, seperti di Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok, yang rata-rata hanya mencapai USD 4-4,55 per MMBTU.

Sementara itu, terkait rencana penurunan kembali harga gas bagi industri pupuk menjadi USD 4 per MMBTU, Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan hal itu juga menjadi salah satu kajian dari tim khusus.

Menurut dia, penurunan harga gas bagi industri pupuk sangat bermanfaat untuk mendorong produksi pupuk di Indonesia dan perekonomian secara keseluruhan.

“Industri pupuk ini perlu hidup, dari studi yang dilakukan mungkin bisa berkisar USD 4, karena negara lain juga seperti itu. Ini kita coba apakah ada ruang bagi industri untuk mengefisiensikan proses bisnis, baik di hulu, transportasi maupun distribusi,” imbuh Arcandra.

Eksplorasi | Ponco

Tags: Airlangga HartartogasindustriPotongan
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Bajaj Gas Gratis PGN Disambut Antusias Warga Jakarta

Bajaj Gas Gratis PGN Disambut Antusias Warga Jakarta

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Tingkat Keekonomian Investasi Hulu Migas, Kajian Wacana ‘Gross Split’ PSC (1)

Ini Dia Plus Minus Berbagai Jenis Kontrak Migas yang Berlaku di Dunia

8 tahun ago
Total Listrik NTT 148,04 MW Cadangan 6.59 MW

ADPPI: Dua Peraturan Menteri ESDM Matikan Produsen Listrik Swasta

8 tahun ago

Sering Dibaca

  • Tambang Emas Bombana Hanya Miskinkan Warga Setempat

    Tambang Emas Bombana Hanya Miskinkan Warga Setempat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Posisi Dwi Soetjipto sebagai Dirut Pertamina ‘Tidak Aman’? Ini Calon Penggantinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mantan Presdir Freeport Diduga Lakukan Manipulasi Penjualan Saham Perusahaan Tambang Emas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Ini Empat Masalah Besar yang Dihadapi Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pembangkit Listrik Minihidro di Solok ini Bisa Hasilkan Listrik 12 MW

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In