Rabu, Februari 1, 2023
Eksplorasi.id
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
Eksplorasi.id
No Result
View All Result
Home OPINI

Apakah Mafia Penyebab Tingginya Impor Migas?

by Eksplorasi.id
3 Desember 2019
in OPINI
0
Apakah Mafia Penyebab Tingginya Impor Migas?

Inas N Zubir. | Foto: Istimewa.

0
SHARES
167
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Inas N Zubir. | Foto: Istimewa.

Eksplorasi.id – Pada saat debat pilpres yang lalu, masyarakat bangga dengan pernyataan Pak Jokowi bahwa mafia minyak Petral sudah dibubarkan, sehingga berharap harga BBM akan turun.

Akan tetapi kemudian isu mafia migas ini mencuat kembali menjadi opini akibat riuhnya berita pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi komisaris utama PT Pertamina (Persero).

Apakah benar mafia migas tersebut masih ada di Pertamina? Jika tidak ada maka tentunya akan melukai perasaan segenap direksi dan karyawan Pertamina yang sekarang ini sedang bekerja keras bebenah diri untuk menjadikan Pertamina sebagai World Class NOC.

Sebenarnya pemerintah punya instrumen untuk mencermati tender minyak mentah dan BBM di Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina, sehingga dapat melihat bahwa supply chain dalam tender ISC sekarang ini menjadi sangat singkat dan tidak sepanjang ketika tender minyak mentah dan BBM di handling oleh Petral.

Pada saat tender di Petral, supply chain-nya adalah; Trader/MOC – Calo 1 – Calo 2 – NOC – Petral – ISC Pertamina, di mana trader adalah trading house, MOC adalah Major Oil Company, Calo 1 dan Calo 2 merupakan trading company milik orang Indonesia berbadan hukum di Singapura.

Sedangkan NOC adalah National Oil Company, Pertamina Energy Trading Limited (Petral)/ Pertamina Energy Services Pte Ltd (PES) adalah anak atau cucu Pertamina dan ISC adalah unit pengadaan crude dan BBM di Pertamina.

Panjangnya supply chain tersebut terkonfirmasi juga berdasarkan laporan lembaga audit asal Australia, Kordha Mentha, pada 2015

Lembaga itu melansir di mana akibat panjangnya supply chain tersebut menjadi bukti adanya mark up pengadaan crude dan BBM yang nilainya antara USD 1 hingga USD 2, yang kemudian menjadi alasan bagi pemerintah untuk membekukan Petral,

Kordha Mentha ditunjuk Pertamina untuk melakukan audit investigasi kepada Petral.

Setelah Petral dibekukan, Pertamina dengan serius bebenah diri sehingga supply chain sangat singkat yakni; Trader – MOC – NOC – ISC Pertamina, dan tidak ada lagi calo terlibat.

Bahkan NOC juga tidak lagi menjadi perantara melainkan peserta tender seperti trader dan MOC, artinya bahwa mark up sudah bisa di eleminir dan akan sangat sulit melakukan mark up lagi, apalagi proses tendernya akuntabel.

Adanya bukti mark up di Petral, bukan saja mengenai panjangnya supply chain tapi juga formulanya.

Contohnya adalah RON 88 alias bensin premium, ketika tender masih di Petral, formulanya adalah MOPS 92 – USD 0,5, karena tidak ada publikasi MOPS dari RON 88 maka digunakan publikasi RON 92 dengan diskon hanya USD 0,5 saja.

Tapi setelah Petral dibekukan lalu tender dilakukan di ISC Pertamina maka formulanya menjadi MOPS 92 – USD 2,5, berarti diskon atau potongan harganya justru jauh lebih banyak!

Lalu, kenapa impor crude dan BBM terus meningkat? Sangat sederhana! Karena penjualan kendaraan dalam negeri terus digenjot, sehingga konsumsi BBM semakin meningkat, sedangkan produksi crude domestik tidak pernah bertambah, bahkan melorot sehingga hanya mampu berkontribusi setengahnya saja dari kebutuhan nasional yakni 1,5 juta barel per hari.

Alasan pemerintah bahwa mafia migas yang menjadi penyebab naiknya impor minyak adalah alasan yang tidak tepat, karena seharusnya pemerintah kreatif untuk segera menghadirkan BBM alternatif bagi rakyat Indonesia.

Selain itu, jika pemerintah menginginkan agar defisit neraca perdagangan yang diakibatkan oleh import BBM yang sangat menyedot devisa, maka sebaiknya pemerintah melakukan penjajagan untuk swap atau barter minyak impor dengan batubara domestik.

Pertamina sudah terbiasa melakukan swap antara minyak dengan produk minyak, tapi walaupun swap antara minyak dengan barubara belum pernah dilakukan, apa salahnya untuk dijajagi juga!

Oleh: Inas N Zubir

Tags: BBMheadlineimpormigas
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Miris, Sektor Migas Hanya Sumbang 7 Persen ke Negara

"Lifting" Migas 2019 Belum Diumumkan, Kinerja SKK Migas Dipertanyakan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Menteri ESDM: Saya Tidak Mau Masyarakat Sekitar Wilayah Tambang Jadi ‘Alien’

Ini Dia Tujuh Program Jangka Pendek Menteri Jonan

6 tahun ago
Operasi GI Kambang Dipercepat, PLN Hemat Rp 94,2 Miliar

PLN Tambah Cadangan BBM di PLTD Jadi 10 Hari

7 tahun ago

Sering Dibaca

  • Ini Alasan Perusahaan AS Mau Investasi Listrik di RI

    Indonesia-Denmark Luncurkan 2 Buku soal Energi Angin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Manfaat Bioenergi sebagai Energi Alternatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ancaman Krisis Energi Nasional?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Satu Pal Listrik Mengaliri 60 Rumah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Profil Singkat Perusahaan yang Kena Sanksi Daftar Hitam oleh Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Bank Nagari Kantongi Laba Bersih Rp481,18 Miliar pada 2022 27 Januari 2023
  • Tahun 2022, Waskita Karya Catat Nilai Kontrak Baru Rp20,23 Triliun 27 Januari 2023
  • Realisasi Pagu Anggaran Kemenparekraf Rp3,5 Triliun Sepanjang 2022 27 Januari 2023
  • Perusahaan Logistik LAJU Resmi Melantai di Bursa Saham 27 Januari 2023
  • Lelang 6 Sukuk Negara, Pemerintah Raup Rp14,15 Triliun 25 Januari 2023
  • Tahun Ini, PUPR Alokasikan Rp537,1 Miliar Bangun Hunian di IKN 25 Januari 2023
  • Bank bjb Tawarkan Obligasi SBR012 dalam 2 Tenor 25 Januari 2023
  • BNI Mobile Banking Catat Pertumbuhan Nilai Transaksi Digital Sebesar 30,4 Persen 25 Januari 2023
  • Tahun Ini, 250 Ribu Wisman Asal Tiongkok Bakal 'Serbu' Indonesia 25 Januari 2023
  • Bapenda: Warga Bisa Bayar PBB Melalui Aplikasi Tangerang LIVE 24 Januari 2023
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id adalah portal berita yang menginformasikan berita-berita terkini dan fokus pada pemberitaan sektor energi seperti minyak dan gas bumi (migas), mineral dan batubara (minerba), kelistrikan, energi terbarukan, jasa penunjang, lingkungan, CSR, dan lainnya.

Eksplorasi.id diterbitkan oleh PT Nayottama Oetomo Sinergi yang merupakan bagian dari kelompok usaha Nayottama Press Holdings (NPH), yang didirikan oleh Heriyono sejak 1 Maret 2014.

Mengusung semboyan “Energi untuk Negeri”, Eksplorasi.id dikenal sebagai sumber informasi terpercaya, akurat, serta bacaan pengambil keputusan sektor energi.

Category

  • BATUBARA
  • BERITA
  • Business
  • CSR
  • DUNIA
  • EBT
  • ENGLISH NEWS
  • GAS
  • INDEPTH
  • INFOGRAFIS
  • JASA
  • LINGKUNGAN
  • LISTRIK
  • LOWONGAN KERJA
  • MIGAS
  • MINERAL
  • MINERBA
  • MINYAK
  • OPINI
  • PLTA
  • PLTN
  • PLTP
  • PLTS
  • PLTU
  • RAGAM
  • Uncategorized
  • Video

Tag

Amien Sunaryadi Archandra Tahar batubara BBM Blok Masela BUMN Chevron Dirut EBT ekspor Elpiji emas energi ESDM Freeport gas headline holding Ignasius Jonan impor industri investasi jokowi Kementerian ESDM kilang KPK listrik LNG Luhut Binsar Menteri ESDM migas minyak Oil panas bumi Pertamina PGN PLN PLTU SKK Migas smelter SPBU subsidi Sudirman Said tambang utang
  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

© 2020 Eksplorasi.id - Energi untuk negeri , part of Nayottama Press Holding.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - Energi untuk negeri , part of Nayottama Press Holding.