Eksplorasi.id – Kawasan Industri Morowali alias Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) tahun lalu telah melakukan ekspor produk hasil pengolahan dan pemurnian (smelter) sebesar USD 990 juta pada 2016.
CEO IMIP Alexander Barus mengatakan, dari jumlah tersebut, kawasan industri ini berkontribusi pada penerimaan negara sekitar Rp 1,7 triliun dalam bentuk PPN dan PPh badan.
“Saat ini ada tiga industri smelter yang beroperasi di kawasan industri ini, yakni PT Sulawesi Mining Invesment (SMI), PT Guang Ching and Stainless Steel (GCNS), dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS),” kata dia di di Jakarta, Senin (6/2).
Dia menambahkan, industri feronicel SMI menghasilkan 300 ribu metrik ton (MT), GCNS menghasilkan 600 ribu ribu MT, dan ITSS 600 ribu. Total feronikel yang dihasilkan 1,5 juta MT dari tiga smelter yang ada. “Harga per ton rata-rata USD 10,” ujar dia.
Penjelasan Alex, IMIP juga memberikan sumbangan pada penerimaan negara melalui sektoran pajak sebesar Rp 1,7 triliun dengan nilai investasi sebesar USD 3,9 miliar.
“Keberadaan kawasan ini juga memberikan pendapat pada daerah sebesar Rp 97,9 triliun. Paling penting adalah tenaga kerja di kawasan industri Morowali sampai hari ini mencapai 11 ribu. Pada 2018 diprediksi mencapai 22 ribu pegawai,” jelas dia.
Reporter : Samsul