Eksplorasi.id – Transaksi industri hulu migas melalui perbankan nasional sejak 2014 terus mengalami penurunan. Apalagi pada periode 2015 hingga 2016 di saat SKK Migas dipimpin oleh Amien Sunaryadi.
Berdasarkan data yang dilansir Eksplorasi.id dari situs resmi SKK Migas, Kamis (11/5), pada 2014 transaksi industri hulu migas lewat perbankan nasional mencapai USD 12,4 miliar.
Kemudian, pada 2015, transaksi industri hulu migas via perbankan nasional jeblok ke angka USD 6,7 miliar. Penurunan terus berlanjut hingga 2016. Data hingga 30 September 2016, transaksi industri hulu migas lewat perbankan nasional hanya berada di level USD 5,4 miliar.
Sebelumnya juga diberitakan, penurunan juga terjadi pada besaran nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di industri hulu migas. Pada akhir 2014, besaran nilai penggunaan barang TKDN mencapai USD 5,6 miliar, namun turun menjadi USD 2,6 miliar pada 2015, dan kembali turun menjadi USD 2,5 miliar pada posisi per 30 September 2016.
Lalu, penggunaan jasa TKDN. Pada 2014, jasa TKDN mencapai USD 11,8 miliar, lantas langsung anjlok menjadi USD 5,3 miliar pada 2015, dan kembali anjlok menjadi USD 3,1 miliar pada posisi per 30 September 2016.
Beberapa waktu lalu, Aliansi Nasional (AN) 98 untuk Bangsa mendesak Menteri ESDM Ignasius Jonan segera mencopot Amien Sunaryadi dari kursi kepala SKK Migas, dan mengganti dengan orang yang lebih kompeten.
Pery Rinandar dari AN 98 mengatakan, di bawah Amien Sunaryadi kondisi SKK Migas bisa dikatakan mendapat raport merah dan kini berada di bibir jurang.
“Kepercayaan KKKS terhadap SKK Migas saat ini nyaris hilang. SKK Migas di bawah Amien tidak bisa mengayomi para KKKS yang telah berinvestasi di Indonesia,” kata dia di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca juga :
Pery menjelaskan, kemudian persoalan audit opini tidak wajar yang diberikan BPK ke SKK Migas sekaligus menunjukan kegagalan Amien Sunaryadi.
Reporter : HYN