Eksplorasi.id – Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi diduga telah melanggar Undang-Undang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (UU APBN) tahun 2018 karena memberikan persetujuan lifting minyak yang tidak sesuai.
Selain itu, Amien Sunaryadi juga diduga memberikan persetujuan biaya operasi untuk memproduksi minyak dan gas bumi atau biasa disebut cost recovery yang tidak sesuai dengan UU APBN 2018.
Ketua Bidang Energi Seknas Jokowi Tumpak Sitorus mengatakan, Amien Sunaryadi telah melanggar UU APBN karena menandatangani persetujuan Work, Program and Budget (WP&B) yang tidak sesuai dengan UU APBN 2018.
Dia mengungkapkan, Amien Sunaryadi meneken WP&B Kontraktor Kontrak Kerjasama tahun 2018 dengan target lifting minyak hanya sebesar 763 barel per hari dan menyetujui cost recovery sebesar USD 12,54 miliar.
“Persetujuan kepala SKK Migas tersebut tidak sesuai dengan UU APBN 2018 yang menetapkan lifting minyak sebesar 800 ribu barel per hari dan cost recovery sebesar USD 10,09 miliar. Jadi dia menyetujui produksi lebih rendah dan cost recovery lebih tinggi, ini standar ganda yang ditetapkan oleh Amien Sunaryadi,” kata dia dalam keterangan tertulis yang dikirim ke Eksplorasi.id, Selasa (6/2).
Tumpak pun mempertanyakan bagaimana bisa seorang kepala SKK Migas membuat keputusan yang tidak sesuai dengan keputusan yang diambil oleh presiden melalui menteri ESDM sebagai wakil pemerintah dan anggota DPR yang telah membuat kesepakatan target lifting dan cost recovery dalam UU APBN 2018.
Langkah kepala SKK Migas tersebut, imbuh dia, dapat mengancam ekonomi nasional karena postur APBN 2018 sudah disusun berdasarkan kebutuhan pengeluaran dan target pendapatan Pemerintah.
“Jika ada pihak di bawah pemerintah yang berbeda target dengan yang ditetapkan oleh pemerintah dan DPR itu namanya pembangkangan politik terhadap pemerintah dan DPR,” tegas dia.
Seperti diketahui, dalam UU APBN 2018 pemerintah dan DPR telah menetapkan penerimaan negara sebesar Rp 1.897,7 triliun sementara pengeluaran negara sebesar Rp 2.220,7 triliun dengan asumsi nilai tukar sebesar Rp 13.400 per dolar AS dan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ ICP) sebesar USD 48 per barel.
“Dengan menetapkan produksi minyak mentah dan lifting yang lebih rendah dari yang ditetapkan dalam UU APBN 2018 maka Amien Sunaryadi telah membuat celah defisit APBN semakin meningkat dan membahayakan ekonomi Indonesia,” tegas dia.
Tumpak menambahkan, Amien Sunaryadi juga melanggar UU APBNP 2017. Amien Sunaryadi menyetujui lifting minyak hanya 803 ribu barel per hari dan cost recovery mencapai USD11,9 miliar dalam revisi WP&B tahun 2017.
Padahal, lanjut dia, dalam UU APBNP 2017 lifting minyak ditetapkan sebesar 815 ribu barel per hari dan cost recovery ditetapkan sebesar USD 10,7 miliar.
Komentar Tumpak, meskipun dalam tahun 2017, penerimaan negara dari sektor migas melampuai target yang ditetapkan dalam APBN 2017, namun hal tersebut lebih terjadi karena faktor kenaikan harga minyak internasional yang berada di luar kontrol pemerintah, DPR dan SKK Migas.
Penerimaan negara dari sektor migas tahun 2017 tercatat sebesar USD 13,1 miliar sementara target penerimaan negara dari sektor migas dalam APBN Perubahan 2017 sebesar USD 12,2 miliar.
“Sekali lagi kami tegaskan, penerimaan melampaui target karena harga minyak naik bukan karena kerja keras Amien Sunaryadi,” ucap dia.
Reporter: Sam