Eksplorasi.id – PT Buana Listya Tama Tbk berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dinyatakan telah melakukan fraud (penipuan) kepada PT Pertamina (Persero).
Fraud itu diduga terkait pengadaan sewa tiga buah kapal tanker jenis large ranger (LR) crude oil, yakni MT Bull Sulawesi, MT Bull Flores, dan MT Bull Papua, kerena pihak Buana Listya Tama ternyata belum mengurus pemberitahuan impor barang (PIB).
Di satu sisi, berdasarkan penelusuran Eksplorasi.id, melansir situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (15/3), emiten berkode BULL itu terakhir kali melaporkan keuangan kepada BEI pada 6 Juni 2017 untuk laporan keuangan periode 2016.
Berdasarkan laporan keuangan, BULL memiliki total aset lebih dari USD 238,76 juta, terdiri atas aset lancar USD 48,19 juta dan aset tidak lancar USD 190,57 juta.
BULL juga diketahui memiliki utang yang mesti dibayar (liabilitas) hingga USD 140,13 juta. Liabilitas itu terdiri atas liabilitas jangka pendek USD 43,65 juta dan liabilitas jangka panjang USD 96,48 juta.
Diketahui BULL juga memiliki total pinjaman jangka panjang hingga mencapai USD 117,09 juta, seperti ke PT BNI Tbk (Persero) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) USD 31,23 juta, dan Custodia Holdings Limited USD 21,78 juta.
Kemudian, pinjaman ke Bank QNB Indonesia USD 20,25 juta, Indonesia Eximbank USD 11,07 juta, Deutsche Investitions und Entwicklungsgesellschaft mbH USD 10,91 juta, dan PT Karya Bakti Adil USD 7,19 juta.
Lalu, PT Fajar Asia Selaras USD 6,67 juta, konsorsium Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah BRI, Bank Muamalat Indonesia, BPD Jatim Divisi Usaha Syariah (BSMI) USD 3,73 juta, PT Mahameru Nusa Mentari USD 2,95 juta, dan PT Karya Sinergy Gemilang USD 1,34 juta.
Laporan keuangan itu menjelaskan, pada 6 November 2013, BULL memeroleh fasilitas kredit sindikasi maksimum sebesar Rp 472,9 miliar dari BNI dan IEB dengan BNI sebagai agen fasilitas dan agen jaminan.
Fasilitas kredit sindikasi ini akan dibayar secara cicilan selama delapan tahun, jatuh tempo pada 5 November 2021 dan dijamin dengan kapal MT Gandini, MT Badraini, MT Gas Maluku, MT Pergiwo, MT Barawati, MT Gas Natuna, kapal yang akan dibeli, piutang usaha, persediaan dan assignment rekening penampungan, serta kontrak sewa kapal.
MT Badraini, MT Pergiwo dan MT Barawati telah dijual pada 2013. Pada 2014, BULL diketahui telah membeli kapal MT Bull Papua. Sementara, situs resmi BULL menyebutkan, perseroan memiliki 15 jenis kapal.
Sebut saja, MT Brotojoyo, MT Dewayani, MT Dewi Sri, MT Gandini, MT Bull Papua, MT Bull Sulawesi, MT Olympus I, MT Bull Flores, MT Bull 115, MT Bull Sumbawa, MT Bull Kalimantan, MT Gas Komodo, MT Gas Maluku, MT Gas Natuna, dan MT Tirtasari.
Situs BEI juga menyebutkan bahwa BULL beralamat di Jalan Mega Kuningan Timur, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Bidang usaha utamanya adalah jasa perkapalan, pelayaran dan pengangkutan, penyediaan awak kapal laut, usaha floating storage, penyimpanan dan pergudangan, serta produksi, pengolahan, dan perdagangan bahan dan produk minyak bumi dan olahannya, gas dan kimia cair.
BULL saat ini dikomandoi oleh Wong Kevin sebagai direktur utama yang dibantu oleh sejumlah direktur lainnya, seperti Henrianto Kuswendi, Andreas Kastono Ahadi, dan Fauqi Hapidekso.
Sementara susunan komisaris BULL terdiri atas Halim Jusuf (komisaris utama), serta Marzuki Usman (komisaris) dan Hermawan Chandra (komisaris).
BULL juga diketahui memiliki sekitar 20 anak usaha, seperti BLT Marina Shipping (BMS), PT Anjasmoro Maritime, PT Bayu Lestari Tanaya (BYU), PT Berlian Dumai Logistics,PT BLT International Group (BIG), PT Jade Maritime, PT Onyx Maritime, PT Topaz Maritime, dan BLT Shipping Corp (BSC).
Lainnya, PT Banyu Laju Shipping, PT Citrine Maritime, PT Diamond Maritime, PT Emerald Maritime, PT Nusa Bhakti Jayaraya, PT Pearl Maritime, PT Ruby Maritime, PT Sapphire Maritime, PT Garuda Unggul Nasional, dan PT Gemilang Bina Lintas Tirta (GLT).
Reporter: HYN