Eksplorasi.id – Staf Khusus Menteri ESDM Widhyawan Prawiraatmadja membantah telah bertemu dengan pengusaha migas Mohammad Riza Chalid. Pernyataan tersebut langsung dilontarkan oleh Widhyawan.
“Terkait berita yang beredar, adalah tidak benar saya ketemu pengusaha Riza Chalid. Mohon agar dapat dikoreksi. Terima kasih,” tulis Widhyawan dalam pesan singkat yang dikirim melalui WhatsApp Messenger kepada Eksplorasi.id, Rabu (27/4).

Sebelumnya diberitakan, Widhyawan diduga bertemu dengan Riza Chalid di ruang khusus Bimasena, Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Kamis (21/6) malam. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman.
Baca berita: http://eksplorasi.id/diduga-staf-khusus-menteri-esdm-bertemu-pengusaha-reza-chalid/
Menanggapi bantahan Widhyawan tersebut, Yusri Usman meminta pihak Kejaksaan Agung melakukan pemeriksaan apakah benar ada pertemuan tersebut atau tidak. “Saya hanya menginformasikan saja. Pihak Kejaksaan Agung bisa memeriksa CCTV yang ada di Bimasena pada tanggal tersebut. Itu tugas mereka,” ujar Yusri.
Dia menambahkan, pasca-kejadian ‘papa minta saham’ PT Freeport Indonesia, keberadaan Riza Chalid laksana hilang ditelan bumi. Padahal, kala itu Riza Chalid dibutuhkan keterangannya oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI. “Masak negara kalah sama Riza Chalid. Jangan sampai seperti kasus Samadikun Hartono yang baru 13 tahun kemudian ditemukan,” tegas Yusri.
Yusri menilai, informasi yang diperolehnya semestinya segera ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Agung. Pasalnya, jika benar informasi itu, maka tidak etis seorang pejabat negara bertemu dengan orang yang dicari oleh aparat penegak hukum.
Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti pernah berkomentar, seharusnya kalau memang keterangan Riza dibutuhkan, aparat kepolisian harus bertindak cepat untuk bisa melacak keberadaan Riza Chalid.
“Kalau enggak hadir lagi ini kan sudah harus meminta kepolisian memanggilnya untuk dipanggil paksa itu. Mereka juga tidak mau memanggil paksa. Itulah, ini kan sudah mempermainkan,” ujar Ray, Selasa (15/12/2015).
Seperti diketahui, Kejaksaan Agung hingga kini belum bisa menghadirkan Riza Chalid terkait rekaman Freeport Indonesia setelah proses penyelidikan yang terlalu digembar-gemborkan, sehingga memberi peluang yang bersangkutan ke luar negeri.
Padahal, Jaksa Agung HM Prasetyo pernah menegaskan, dalam dalam penanganan tersebut dirinya tidak pernah menyatakan Riza Chalid sebagai buron karena kasus itu masih tahap penyelidikan. “Kan masih tahap penyelidikan. Kalau sudah penyidikan baru kami akan bersikap lebih jelas dan tegas,” katanya.
Heri
When some one searches for his essential thing, therefore he/she
wishes to be available that in detail, thus that thing is maintained over
here.