Eksplorasi.id – Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) ini dimungkinkan pengembangan nuklir apabila pengembangan energi baru terbarukan (EBT) lainnya mandek sehingga tak bisa mengejar target porsi EBT sebesar 23% dalam bauran energi nasional (mix energy) tahun 2025.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said belum lama ini di Jakarta.
Sudirman menegaskan, Nuklir bisa dikembangkan untuk mengejar target itu sehingga ketergantungan pada energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara bisa dikurangi secara signifikan.
“Ada kata-kata apabila diperkirakan 2025 target EBT tidak sampai, bisa pakai nuklir. Rumusannya adalah ‘menyusul roadmap pengembangan PLTN apabila target 2025 tidak tercapai. Nanti kita sampaikan pada Presiden mana yang paling pas,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Andang Bachtiar menuturkan, RUEN harusnya sudah selesai dibahas oleh pemerintah sejak 5-6 bulan lalu. Tetapi akhirnya baru difinalisasi sekarang, karena adanya berbagai perdebatan saat proses penyusunannya.
“Ini sidang terakhir sebelum sidang RUEN akhir bulan ini dipimpin langsung oleh Presiden sebagai Ketua DEN. Selama ini selalu tarik ulur, pembahasan jadi panjang, sekarang semua sudah setuju,” tutur Andang.
Andang mengungkapkan, salah satu hal yang menjadi perdebatan alot dalam RUEN adalah pengembangan energi nuklir. Peraturan Pemerintah (PP) tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebenarnya sudah memutuskan, nuklir adalah opsi terakhir untuk Indonesia.
“Tetapi di internal pemerintah sendiri masih ada yang ingin nuklir segera dikembangkan,” tandasnya.
Eksplorasi | Aditya | Antara