Eksplorasi.id – Perusahaan swasta nasional PT Pasifik Agra Energi, menanam investasi sebesar Rp7,5 triliun untuk membangun terminal gas yang terintegrasi di Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Awal dari pembangunan terminal gas terintegrasi itu ditandai dengan seremoni penandatangan kesepanaman atau Memmorandum of Undestanding (MoU) di Ruang Kerja Bupati Bantaeng. Penandatangan MoU dilakukan Direktur Utama Perusahaan Milik Daerah (Perusda) Bajiminasa Bantaeng, M Taufik Fachtuddin dan Presiden Direktur PT Pasifik Agra Energi, Westana H Wiraatmadja.
Usai penandatanganan MoU diserahkan izin prinsip sebagai bukti bahwa Pemerintah Bantaeng memberi izin kepada PT Agra untuk menanam investasi di Kawasan Industri Bantaeng. Dalam kesepakatan MoU itu dijelaskan Perusda menjadi perusahaan yang menyalurkan gas kepada pasar dan Agra menyediakan gas dari dalam dan luar negeri.
Dirut Agra, Westana H Wiraatmadja, menjelaskan sejak Februari 2016 telah melakukan studi kelayakan dan akan berakhir Agustus 2016. “Setelah Agustus kami mulai membangun konstruksi. Kami akan mengisi pasar Indonesia bagian tengah dan bagian timur,” ujarnya.
Agra, katanya, sebuah perusahaan konsorsium dengan perusahaan energi dari Jepang dan sebagai perusahaan pertama yang membangun stasiun gas terintegrasi antara gas dan LNG.
Perusahaan ini, untuk tahap pertama membutuhkan lahan 20 hektare dari 50 hektare total lahan yang diperlukan. Sebagian dari lahan sudah dibebaskan. Menurut Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah, kalau pembangunan terminal gas terintegrasi ini selesai, banyak hal yang bisa dilakukan.
“Terminal gas ini bisa mendukung pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas. Pemerintah bisa menyiapkan infastruktur untuk menjadikan Bantaeng sebagai city gas,” jelasnya.
Menurut Nurdin Abdullah, pemerintah ke depan, akan membangun jaringan pipa-pipa gas ke rumah-rumah warga dan perusda menyalurkan gas untuk kebutuhan bahan bakar rumah tangga.
Eksplorasi | Aditya | Detik