Eksplorasi.id – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dinilai lalai melakukan antisipasi terhadap pasokan listrik di Kepulauan Nias sehingga mengalami gelap gulita akibat perusahaan swasta asing menghentikan operasional genset yang disewa.
Dalam rapat dengan PLN di Medan, Kamis, anggota DPRD Sumut Analisman Zalukhu mengatakan, BUMN tersebut sebenarnya telah mengetahui Kepulauan Nias akan menjadi gelap pada awal April 2016 jika PT American Power Rental (APR) menghentikan operasional gensetnya.
Seharusnya, PLN bisa bersikap tanggap dan memiliki persiapan karena perusahaan swasta asing tersebut telah memberitahukan rencana penghentian operasional genset disebabkan sewanya tidak dibayarkan.
“Kami berharap inilah yang peristiwa pertama dan terakhir, sebuah pulau gelap gulita selama dua minggu,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan itu mengharapkan PLN segera melakukan persiapan karena perusahaan swasta asing kembali mengancam akan mematikan operasional gensetnya di Kepulauan Nias.
Jika tidak segera diambil langkah penanganan, dikhawatirkan Kepulauan Nias yang terdiri dari lima kabupaten/kota tersebut akan kembali mengalmi gelap gulita.
“Tidak masuk akal PLN bisa dikibuli sebuah perusahaan asing. Inilah kalau pemilik modal menguasai bangsa ini,” kata anggota DPRD Sumut dari Kepulanau Nias itu.
Deputi Manejer Pengendalian Operasi Sistem PLN Wilayah Sumut Parsaoran Siahaan mengatakan, masyarakat Kepulauan Nias tidak perlu khawatir mengalami pemadaman listrik karena PLN telah melakukan sejumlah kebijakan.
Apalagi APR belum memutuskan aliran listrik secara total karena perjanjian kerja sama dengan perusahaan swasta asing tersebut berlaku hingga 11 Juni 2016.
Program yang sedang dijalankan PLN akan menghasilkan pasokan listrik di Kepulauan Nias hingga 29,2 MW, sedangkan kebutuhan pada beban puncak sebanyak 27,6 MW, atau surplus 1,6 MW.
Jumlah daya tersebut didapatkan dari PLTD milik PLN 2 MW, PLTD yang disewa dari dua perusahaan swasta 18 MW.
Kemudian, pasokan daya listrik Sub Sistem Teluk Dalam sebesar 9,2 MW yang terdiri dari PLTD milik PLN 2,2 MW dan sewa dari swasta 7 MW.
Eksplorasi | Aditya | antara