Eksplorasi.id – Program “gas city” atau gas kota dari pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal terealisasi dalam waktu dekat di tahun ini, sehingga ribuan rumah penduduk di Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru akan teraliri gas.
“Rapat terakhir diikuti 22 kabupaten/kota di 12 provinsi, kita harapkan jaringan pipa gas bisa secepatnya terealisasi dan digunakan seperti di Pekanbaru,” ujar Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, Masirba Sulaiman di Pekanbaru, Selasa.
Ia jelaskan, hampir seluruh wilayah di Kecamatan Lima Puluh ditunjuk sebagai proyek percontohan penggunaan jaringan gas city di Provinsi Riau telah terlaksana pada rapat bersama Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gam Bumi (Migas) di DI Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Dalam rapat tersebut, terdapat beberapa daerah keberatan dengan pembayaran jaringan pipa gas karena dianggap lebih mahal, dibandingkan dengan penggunaan Liquefied Petroleum Gas/LPG atau gas elpiji produk PT Pertamina.
Padahal sesuai arahan dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan diteruskan pada pemerintahan dengan Presiden Joko Widodo terkait penyaluran harga gas ke rumah-rumah harus lebih murah.
“Terdapat beberapa daerah yang merasa keberatan dengan harga city gas. Agar warga di Pekanbaru jadi tertarik gunakan city gas, kami juga inginkan harga per kubik bisa lebih murah dibanding harga LPG,” ungkapnya.
Masirba mengklaim, penggunaan gas city di Pekanbaru akan menjadi daerah berikutnya, menerapkan jaringan pipas gas seperti yang telah direalisasikan di Surabaya, Prabumulih, Tarakan, Batam dan Balikpapan.
“Untuk Pekanbaru, penggunaan jaringan gas cuma tinggal tunggu meteran untuk mengetahui pemakaian gas dalam sebulan. Jaringan pipa ke rumah-rumah sudah selesai dikerjakan dengan target mengaliri gas satu tahun berikutnya,” sebutnya.
Camat Limapuluh, Kota Pekanbaru, Hadiyanto awal tahun ini mengaku, sebanyak 3.713 Rumah Tangga (RT) yang berada di kecamatan tersebut bakal dialiri pipa gas kota untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar elpiji tabung.
“Kami memasang pipa atas kemauan dan kesadaran masyarakat sendiri, setelah mendapatkan sosialisasi sebelumnya,” ungkapnya.
Hadiyanto menyebutkan, jumlah rumah tangga bersedia tersebut atas dasar pendataan dan pendaftaran sudah dilakukan pada awal sebelum pembangunan jaringan pipa gas kota di mulai di wilayah tersebut Agustus 2015.
Kementerian ESDM telah menyebarkan angket formulir isian untuk dijawab oleh warga di kecamatan itu sebagai bukti kesediaannya untuk dibangung dan dipasangi aliran pipa gas kota.
Warga juga harus siap menggunakannya untuk menggantikan pemakaian elpiji tabung miliknya selama ini.
“Awalnya ada 5.000-an formulir yang kami sebar untuk di isi wargat, tetapi yang bersedia dan mengembalikannya formulir hanya 3.713 rumah tangga,” bebernya.
Dia menyebut, sedangkan sisanya sekitar 1.500 kepala keluarga di kecamatan tersebut lagi menolak dengan berbagai alasan. Ada yang menolak dengan alasan bersifat pribadi dan karena lingkungan memang tidak memungkinkan terjangkau aliran pipa gas kota.
“Beberapa ada yang takut terhadap dampak dan bahaya aliran gas ini, selain juga karena rumah mereka dalam keadaan kosong,” tuturnya.
Eksplorasi | aditya | antara