Eksplorasi.id – Terminal BBM (TBBM) Pertamina di Teluk Kabung, Padang, pada Selasa (7/6/2016) lalu sempat tidak beroperasi setelah terjadi tindak premanisme di areal filling point yang merupakan ring satu TBBM Teluk Kabung.
Bermula dari kontrol yang dilakukan oleh Operation Head (OH) TBBM Teluk Kabung pada 13.00 WIB ke lapangan dan menemui orang yang tidak dikenal dan tanpa identitas.
OH menegur dan menanyakan identitas dari orang tidak dikenal tersebut, namun yang bersangkutan tidak dapat menunjukkan identitasnya sehingga OH memintanya untuk keluar dari area objek vital nasional (obvitnas), namun mendapatkan perlawanan sebelum berhasil diamankan oleh petugas sekuriti.
Akan tetapi, sekitar pukul 13.15 WIB, sekumpulan preman datang menyerbu filling shed dan menyerang OH dan terjadi tindak penganiayaan.
Tentu menjadi pertanyaan, bagaimana preman tersebut sebelumnya bisa masuk ke TBBM tanpa tanda pengenal? Bukankah di TBBM ada petugas keamanan yang mengecek semua pekerja dan pengunjung yang masuk dari luar?
“Kita juga nggak tahu kenapa bisa masuk itu. OH mengontrol ke lapangan dan menemukannya, yang bersangkutan tidak dapat menunjukkan identitas. Kita nggak tahu kepentingan dia apa,” kata VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, kepada detikFinance di Jakarta, Jumat (10/6/2016).
Ada kemungkinan preman tersebut bisa masuk karena ada orang di dalam TBBM Pertamina yang bekerja sama dengan preman tersebut untuk melakukan tindak pidana, misalnya pencurian BBM.
“Itu kita harus cek. Kalau kita temukan, siapa pun yang terlibat, apakah dia karyawan Pertamina, dari vendor, atau outsourcing pasti langsung dipecat,” ucapnya.
Bukan hanya di Padang, TBBM dan fasilitas Pertamina lainnya di berbagai daerah juga banyak diganggu preman-preman yang minta ‘jatah’. Ketika tak diberi jatah, preman-preman ini meneror para pekerja Pertamina dan tak segan-segan mengganggu pasokan BBM, seperti yang terjadi di Padang baru-baru ini.
Wianda meminta aparat penegak hukum memberikan jaminan keamanan terhadap fasilitas-fasilitas maupun pekerja Pertamina. Kalau negara tak bisa memberi jaminan keamanan, pasokan BBM bisa terhambat.
“Premanisme ini leluasa melakukan ancaman, ada komplotan-komplotan tertentu yang bekerja, makanya kita minta jaminan keamanan dari kepolisian,” tutupnya.
Eksplorasi | Aditya | antara