Eksplorasi.id – Korea Selatan berencana menutup 10 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) tua pada 2025 seiring dengan upaya mengurangi penggunaan sumber energi tidak ramah lingkungan pascapertemuan iklim di Paris pada tahun lalu.
Batu bara menyumbang 40% dari total kebutuhan bahan bakar untuk listrik. Oleh karena itu, untuk mendorong penggunaan energi bersih, negara tersebut menargetkan investasi senilai US$37 miliar untuk energi terbarukan hingga 2020.
Menteri Energi Korea Selatan Joo Hyung-hwan mengatakan penutupan PLTU akan menurunkan tingkat debu di udara hingga 24% pada 2030 dibandingkan dengan level debu pada 2015.
“Kami akan mengurangi bauran batu bara dengan menutup PLTU dan membatasi PLTU baru di masa depan,” katanya.
Sebelumnya di Paris, Korea Selatan setuju untuk mengurangi emisi hingga 37% pada 2030. Menteri Energi menuturkan berkurangnya penggunaan batu bara diharapkan mampu membantu menurunkan emisi sekitar 6%.
Meskipun begitu, sesuai komitmen yang telah dibuat, Korea Selatan masih akan membangun 20 PLTU baru hingga 2022. Namun, mulai tahun depan, tidak akan ada tambahan PLTU baru.
Eksplorasi | Aditya