• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Minggu, Juli 6, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Menteri ESDM Diminta Benahi Alokasi Gas Hingga RUU Migas

by Diaz Aditya
1 Agustus 2016
in BERITA
0
RUU Migas Bakal Dibahas Tahun Ini, Ini Kata Golkar
0
SHARES
39
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Serikat Pekerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SP SKK Migas) mendesak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru Arcandra Tahar segera menuntaskan revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas) untuk memberi kepastian hukum bagi pekerja dan investor di sektor hulu migas.

Ketua Serikat Pekerja SKK Migas Dedi Suryadi‎ mengatakan, saat ini terjadi kejenuhan pada industri hulu migas. Sebab itu perlu adanya perubahan dengan menuntaskan revisi UU Migas agar terjadi perbaikan sistem dan tata kelola.

“Kami menyambut baik Menteri ESDM yang baru karena kami melihat ada stagnasi di industri hulu migas sehingga perlu perubahan,” kata Dedy di Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Dedy menegaskan, SP SKK Migas meminta komitmen dari Menteri ESDM yang baru agar Revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas) dapat diselesaikan dalam waktu secepatnya mengingat saat ini Indonesia tengah bersaing dengan negara lain dalam menarik investasi di sektor hulu migas.

“Kebijakan Bapak Presiden Joko Widodo adalah jelas yaitu Indonesia harus menarik investasi dari manapun. Artinya harus disiapkan iklim investasi yang baik untuk menarik investor. Baik dari sisi kepastian hukum terhadap status kelembagaan SKK Migas maupun dari sisi aturan-aturan main lainnya yang harus lebih memudahkan investor hulu migas menanamkan uangnya di Indonesia,” ungkap Dedy.

Selain itu SP SKK Migas menyampaikan agar Menteri ESDM yang baru mengingat bahwa target kegiatan industri hulu migas bukan lagi sekedar untuk penerimaan negara tapi lebih kepada memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk mempercepat pembangunan ekonomi maupun peningkatan kapasitas nasional.

Meskipun terbilang baru di jajaran birokrasi Pemerintahan, namun Dedi optimis jika Menteri ESDM yang baru dapat segera menyesuaikan dan dapat segera bekerja optimal untuk memberikan kontribusinya bagi Bangsa dan Negara.

SP SKK Migas juga meminta jaminan kepastian pekerjaan dan jaminan hak-hak pekerja diberikan sesuai dengan aturan dan perundangan yang berlaku jika terjadi perubahan sistem kelembagaan dari yang saat ini hanya sementara menjadi permanen.

Sementara itu, Pakar Kebijakan Energi Universitas Indonesia (UI) Iwa Garniwa meminta pemerintah membangun sarana infrastruktur gas yang memadai. Ini terutama terkait rendahnya serapan pasokan gas di dalam negeri yang terjadi karena minimnya infrastruktur penyaluran distribusi gas.

Adapun alokasi penyaluran gas domestik mencapai 57 persen setara 4,016 miliar british thermal unit per hari (BBTUD). Sayang penyerapan domestik masih minim dibandingkan alokasi. “Solusinya pemerintah harus terus mendorong infrastruktur penyaluran gas,” jelas dia.

Menurut data SKK Migas, dari alokasi gas sebesar 1.273,23 bbtud untuk sektor listrik pada 2015 hanya terpakai 939.11 bbtud. Industri dengan alokasi 1.560,91 bbtud hanya terpakai 1.263,17 bbtud.

Sementara pada industri pupuk, dari jatah 796,96 bbtud hanya termanfaatkan sebanyak 737,46 bbtud. Alokasi untuk PLN 14 kargo hanya terserap 11 kargo.

Terkait ekspor gas alam cair (LNG) yang masih tinggi, mencapai 1,989 BBTUD (29,10 persen) dengan serapan LNG domestik hanya 403,79 BBTUD (5,91 persen), menurut dia, itu akibat beberapa faktor seperti kontrak jangka panjang, juga tidakmeratanya fasilitas infrastruktur penerimaan LNG.

Salah satu contoh, LNG di Tangguh yang belum bisa terdistribusikan ke Papua atau Merauke karena infrastruktur yang tidak mendukung. “Rendahnya penyerapan juga bisa dilihat apakah ada masalah dari sisi perhitungan supply dan demand,” dia menjelaskan.

Iwa mengingatkan, sebagai negara kepulauan dengan infrastruktur yang tidak merata, maka harus ada beragam transportasi penyaluran gas, tidak hanya mengandalkan pipa agar pasokan di wilayah timur bisa tersalurkan merata. Jangan lagi, kebijakan terus berfokus pada minyak alias bahan bakar minyak.

Menurut Iwa potensi besar LNG alias gas alam, harus terus didorong pemerintah dan tidak semata-mata untuk kepentingan pendapatan negara saja dengan mengekspor. Dengan mengubah paradigma yakni memanfaatkan gas untuk mendorong ekonomi dalam negeri. “Harus berpikir, energi bukan semata komoditas tapi dari penguatan ekonomi, infrastruktur,” tandas dia.

Ekonom dan peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM Fahmi Radhi mengemukakan hal senada. Dia menilai keterbatasan jaringan pipa gas jadi faktor kunci rendahnya penyerapan di dalam negeri.

Menurut dia, untuk mendukung penyerapan gas dalam negeri jangan hanya bergantung ke jaringan pipa karena proses pembangunan yang memakan waktu lama. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan sumber LNG di laut membutuhkan terminal LNG baik kebutuhan besar maupun kecil.

 

Eksplorasi | Aditya

Tags: RUU Migas
Diaz Aditya

Diaz Aditya

Next Post
Harga Minyak Tak Terguncang Serangan Bom di Brussels

Pembentukan ISC oleh Pertamina Dinilai Langkah Tepat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Peran Swasta Masih Diperlukan, Proyek Pembangkit Listrik Tetap di bawah Kendali Negara

PLN Tunda Sebagian Lelang Pembangkit Listrik di Program 35 Ribu MW

8 tahun ago
PP Holding BUMN ‘Pecah Telur’ Agustus 2016

PP Holding BUMN ‘Pecah Telur’ Agustus 2016

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Kejagung Tahan Mantan Direktur Keuangan Pertamina

    Kejagung Tahan Mantan Direktur Keuangan Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Biji Kamandrah Diprediksi Jadi Energi Alternatif Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Investor Asal Tiongkok Ingin Bangun PLTMH

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dua Hari Blok Cepu Gagal ‘Lifting’, FSO Gagak Rimang Alami ‘Tank Top’?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Satu Pal Listrik Mengaliri 60 Rumah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Pegadaian Ajak Mahasiswa untuk Investasi Sejak Dini Lewat Seminar Keuangan Syariah 3 Juli 2025
  • Menteri Ekraf Akan 'Selamatkan' 177 Film Lokal yang Belum Tayang di Bioskop 2 Juli 2025
  • Realisasi Penerimaan Pajak Mencapai Rp831,27 Triliun Hingga Semester I 2025, Menkeu : Masih Menunjukan Tekanan 2 Juli 2025
  • Gross Merchandise Value Flip Tumbuh Lima Kali Lipat 2 Juli 2025
  • OJK : Nilai Premi Kesehatan 2024 Sebesar Rp40,19 Triliun atau Naik 43,01 Persen 2 Juli 2025
  • Laba Bersih CLEO Tumbuh di Kuartal I-25 Mencapai Rp116,5 Miliar 2 Juli 2025
  • Toys Kingdom Hadirkan Tema Jurassic World Rebirth untuk Musim Liburan Sekolah 2 Juli 2025
  • Menteri PU Nonaktifkan Tiga Pejabat BBPJN Sumut Menyusul OTT KPK 2 Juli 2025
  • FWD Insurance Luncurkan Asuransi Jiwa FWD Future First untuk Proteksi Jiwa dan Diversifikasi Aset 2 Juli 2025
  • Informa Raih Penghargaan Ritel Furnitur Terbaik di Asia Tahun 2025 30 Juni 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In