Eksplorasi.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut realisasi lifting minyak dan gas (migas) pada semester I 2016 mencapai 1.982.000 barel per hari (boepd). Capaian tersebut mencapai 101,3 persen dari target lifting migas dalam Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.
“Sampai semester I atau akhir Juni capaian lifting migas 1.982.000 bph, untuk produksi migas sudah 101,7 persen dari target APBN-P,” papar Sekjen SKK Migas Budi Agustyono di kantor SKK Migas, Senin (18/7/2016).
Menurutnya, capaian lifting migas ini sangat bertumpu pada Lapangan Banyu Urip yang pada awal April produksinya sudah mencapai 165 bph. Kendati sudah mencapai target, pihaknya tidak bisa menjamin produksi Lapangan Banyu Urip stabil hingga akhir tahun. Pasalnya, dia bilang, banyak kendala teknis di lapangan yang sulit ditebak.
“Sama kayak manusia, sumur kalau musim hujan juga bisa flu. Ibarat subsurface ini berpori dan bernafas juga. Teorinya kita belum tahu namun secara fakta memang ada,” tukasnya.
Sebagai tambahan saja, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat bulan lalu sepakat menurunkan target produksi minyak dan gas siap jual atau lifting APBN-P 2016.
Dalam APBN 2016, target lifting minyak ditetapkan 830.000 bph. Pemerintah dan DPR sepakat menurunkan target lifting 2,4 persen menjadi 810.000 bph. Sementara itu, target lifting gas diturunkan dari 1,15 juta barel setara minyak per hari (Boepd) menjadi 1,11 juta Boped.
Eksplorasi | Aditya