Eksplorasi.id – Usai melaksanakan serah terima jabatan (sertijab), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Archandra Tahar berpidato terkait upaya memperbaiki pengelolaan bidang hulu minyak dan gas bumi (migas).
Di tengah inisiasi parlemen merevisi UU Migas, diharapkan kebijakan itu merepresentasi keadaan industri hulu migas terkini. Archandra menuturkan, era minyak dengan kondisi geologi yang mudah dan ditunjang infrastruktur memadai sudah lewat.
“Sekarang adalah era marginal field, offshore termasuk deepwater, shale gas, EOR. Era ini juga diperparah di tempat terpencil,” kata Archandra.
Dengan konsekuensi itu, tantangan kompetesi dan berusaha pun makin berat. Ini juga ditandai dengan upaya mendorong produksi migas, namun yang terjadi capaiannya masih di bawah harapan.
“Ditambah pula reserve replacement ratio yang juga rendah menjadi pertanda bahwa kita belum siap masuk era baru,” ujarnya.
Namun, Archandra meminta untuk tidak menyerah dan tetap bekerja keras menghadapi era baru yang penuh tantangan. Archandra membeberkan hal krusial yang perlu disiapkan dalam pengelolaan hulu migas ke depannya.
Berikut paparannya:
- Membuat bisnis proses efisien transparan dan terukur
- SDM (Sumber Daya Manusia) kompeten ditunjang dengan kbowledge skill dan experience
- Memanfaatkan teknologi yang tepat guna dan tepat sasaran sehingga bisnis proses bisa lebih efisien.
“Kementerian ESDM harus menjadi pioneer bagaimana menerima teknologi baru. Amerika Serikat contohnya bisa menaikkan produksi minyaknya sampai dua kali lipat dalam waktu 7 tahun dengan bantuan teknologi dan tentu ditunjang dengan bisnis proses dan SDM yang kompeten,” kata Archandra lagi.
Eksplorasi | Aditya