Eksplorasi.id – Tahun ini fasilitas regasifikasi Arun di Aceh telah menerima komitmen untuk mendapatkan 15 kargo LNG dari proyek Tangguh di Papua Barat. Dari jumlah tersebut, pasokan tujuh kargo sudah terealisasi pada semester 1.
“Sisa kargo tetap akan dipasok seperti komitmen awal,” kata Kepala Humas SKK Migas Taslim Z Yunus, dilansir dari laman resmi SKK Migas, Rabu (31/8).
Dia menambahkan, saat ini PT PLN (Persero) merupakan satu-satunya penerima LNG Tangguh melalui fasilitas regasifikasi Arun.
Sebelumnya, sempat ada alokasi satu kargo untuk PT Pertagas Niaga, namun kemudian Pertagas mengembalikan alokasi LNG tersebut dikarenakan kendala operasional pada fasilitas regasifikasi di Arun.
Taslim menjelaskan, tahun ini rata-rata harga LNG dari Tangguh yang dipasok ke Arun adalah USD 4,9 per MMBtu untuk status sampai dengan Juni 2016. Angka ini turun dibandingkan dengan harga rata-rata 2015, yaitu sebesar USD 6,74 per MMBtu.
“Harga tersebut sudah mencakup biaya eksplorasi, eksploitasi, pencairan LNG, dan pengangkutan dengan jarak mencapai 4.800 kilometer,” ujar Taslim.
Menurut di, harga gas, termasuk LNG, sangat mengikuti pergerakan harga minyak dunia. Dari mulai dipasok pada 2012, harga LNG untuk domestik telah menurun signifikan mengikuti rendahnya harga minyak dunia.
Taslim menegaskan, menjaga harga gas supaya tetap layak secara komersial sangat penting untuk menjaga penerimaan negara dan minat investasi di hulu migas.
“Jika harga jual gas tidak masuk hitung-hitungan keekonomian, maka akan susah mendapatkan investasi baru untuk mengembangkan lapangan gas kita,” ungkap dia.
Reporter : Ponco Sulaksono