• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Senin, Juli 21, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home MINYAK

Tolak Beli Peningkatan ‘Lifting’ Banyu Urip, Sikap ISC Pertamina Dikecam

by Eksplorasi.id
18 September 2016
in MINYAK
1
Tolak Beli Peningkatan ‘Lifting’ Banyu Urip, Sikap ISC Pertamina Dikecam

Oil Illustration. | Photos : Special.

0
SHARES
105
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Langkah  Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina menolak membeli minyak dari rencana penambahan produksi (lifting) dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu dikecam sejumlah pihak. 

Ilustrasi minyak mentah | Foto : Istimewa
Ilustrasi minyak mentah | Foto : Istimewa

Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan, seharusnya peningkatan lifting minyak di Banyu Urip disambut ISC Pertamina dengan gembira.

Pasalnya, minyak tersebut bisa dimanfaatkan untuk kilang milik PT Pertamina (Persero) yang lokasinya bertetangga dengan Kilang Balongan dan Kilang Balikpapan.

“Anehnya dari info yang didapat ISC Pertamina tidak berminat membelinya. Padahal, dari peningkatan lifting ini ada bagian Pertamina, bagian negara, dan bagian perusahaan daerah (perusda). Ini sangat membantu kebutuhan kilang Pertamina,” kata dia kepada Eksplorasi.id melalui pesan WhatsApp Messenger, Minggu (18/9).

Menurut Yusri, komposisi saham Blok Cepu saat ini terdiri atas Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) 45 persen, PT Pertamina EP Cepu 45 persen, serta konsorsium perusda 10 persen. “Dengan komposisi itu,  bila porsi PEPC ditambah porsi perusda plus bagian negara, maka minyak yang bisa masuk ke kilang Pertamina akan di atas lebih dari 65 persen. Ini tentu sangat membantu mengurangi impor minyak mentah dari luar negeri,” jelas dia.

Yusri berkomentar, selama ini Pertamina kerap mengalami kesulitan mendapatkan minyak mentah yang sesuai kebutuhan kilang, sehingga perlu banyak melakukan ekspansi di luar negeri.

Misalnya, seperti membeli saham perusahaan Prancis, Maurel and Prom (M &P) maupun membeli sebagian ladang migas West Qurna 1 di Irak. “Nah, sangat janggal ketika ada pasokan minyak dari dalam negeri tapi Pertamina melalui ISC malah tidak mau membeli. Ini ada apa sebenarnya di ISC?” ujar dia.

Selain itu, jika ISC Pertamina membeli peningkatan lifting Banyu Urip, maka minyak tersebut bisa dialirkan ke Floating Storage and Offloading (FSO) Cinta Natomas yang juga merupakan aset negara.

FSO Cinta Natomas | Foto Istimewa
FSO Cinta Natomas | Foto Istimewa

“Kalau kemudian dinaikkan hingga 200 ribu bph, semestinya selisih kenaikan tersebut dialirkan ke FSO Cinta Natomas. Jadi aneh kalau kemudian Pertamina tidak mau menampungnya malah EMCL yang mau menampung minyak itu, sebab ini ada minyak bagian negara,” terang dia.

Yusri menegaskan, kalau ISC tidak mau membeli peningkatan lifting Banyu Urip, berarti ISC Pertamina lebih pro kepada EMC. Sebab, minyak itu semua akan dialirkan ke FSO Gagak Rimang dan membuat FSO Cinta Natomas tidak bisa beroperasi optimal.

“Kalau ISC benar tidak membeli, maka ISC membuka kesempatan bagi EMCL untuk ‘menguasai’ semua pembelian minyak dari Banyu Urip. Dan, tindakan ISC ini sama sekali tidak bisa dibiarkan dan dibenarkan,” tegas dia.

Sementara, salah seorang mantan pejabat di sektor ESDM mengatakan, sudah sejak lama Pertamina melalui ISC tidak pernah happy (senang) jika harus membeli minyak mentah (crude oil) yang dihasilkan dari dalam negeri.

FSO Gagak Rimang | Foto : Istimewa
FSO Gagak Rimang | Foto : Istimewa

“Barangkali sudah tercetak karakter bahwa mereka (ISC Pertamina) adalah importir crude. Mereka sangat paham dengan dunia dan cara mengelola impor crude, sehingga kalau diminta mengelola dan memanfaatkan crude dalam negeri malah menjadi beban tersendiri, itulah anehnya ISC Pertamina,” ujar mantan pejabat tersebut yang enggan disebut namanya kepada Eksplorasi.id.

Seperti diketahui,  SKK Migas dan Komisi VII DPR akhirnya sepakat menaikkan lifting Banyu Urip dari 165 ribu barel per hari (bph) menjadi 200 ribu bph.

Kesepakatan kedua belah institusi tersebut dinilai oleh banyak pihak sebagai langkah yang tepat di tengah terus anjloknya lifting nasional. Kesimpulan/ keputusan Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR dengan SKK Migas yang merekomendasikan kenaikan lifting Banyu Urip tersebut telah dilaksanakan pada Senin (5/9).

Reporter : Ponco Sulaksono

 

Tags: Banyu UripheadlineISC PertaminaLiftingSKK Migas
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Fahmy Radhi Ungkap ISC Tidak Pernah Menolak untuk Membeli ‘Lifting’ dari Banyu Urip

Fahmy Radhi Ungkap ISC Tidak Pernah Menolak untuk Membeli 'Lifting' dari Banyu Urip

Comments 1

  1. Ping-balik: Fahmy Radhi Ungkap ISC Tidak Pernah Menolak untuk Membeli ‘Lifting’ dari Banyu Urip – Eksplorasi.id

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Bursa Calon Dirut PGN Dipenuhi Orang Pertamina

Yenni Andayani Dicopot dari Jabatan Direktur Gas Pertamina

7 tahun ago
Mantan Menteri Perminyakan Nigeria Simpan Perhiasan Jutaan Dolar di Rumah

Mantan Menteri Perminyakan Nigeria Simpan Perhiasan Jutaan Dolar di Rumah

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Tewas Tertimbun Bekas Tambang Milik Riau Bara Harum

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Eksploitasi Tambang Seko Dikecam Masyarakat Sipil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PLN Gunakan Alat Deteksi Untuk Melacak Pencurian Listrik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dua Hari Blok Cepu Gagal ‘Lifting’, FSO Gagak Rimang Alami ‘Tank Top’?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Menteri ESDM : Bea Keluar Jangan Jadi Beban Pengusaha Batu Bara 19 Juli 2025
  • Pertamina Rilis Inovasi Digital Pengelolaan Perizinan Berbasis Teknologi Geospasial ArcGIS 19 Juli 2025
  • Indonesia Tegaskan Komitmen Dorong Ekosistem Kekayaan Intelektual Inklusif dan Berkelanjutan 19 Juli 2025
  • Bank Indonesia : Gen Z Pengguna QRIS Terbesar di Indonesia 19 Juli 2025
  • Kantongi Rp97,1 Triliun, Aset KAI Naik Rp44,9 Triliun di Tahun 2024 19 Juli 2025
  • FWD Insurance dukung Peningkatan Literasi dan Penetrasi Asuransi Lewat Edukasi dan Teknologi 18 Juli 2025
  • Polytron Akselerasi Produksi Mobil Listrik di Fasilitas PT Handal Indonesia Motor Purwakarta 18 Juli 2025
  • Sinergi HPE, Equinix, dan AGIT Dorong Ekosistem Digital dan Akselerasi AI di Indonesia 17 Juli 2025
  • Vanda RE Tandatangani Framework Supply Agreement Besar dengan Produsen Baterai CATL 17 Juli 2025
  • ZINC TRAIL RUN Kembali Digelar Dengan Rute yang Seru dan Menantang di Bali 16 Juli 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In