Eksplorasi.id – Sepanjang 2016, berbagai peristiwa di sektor energi terjadi di Indonesia. Eksplorasi.id telah mengumpulkan 10 berita terpopular sepanjang 2016 di situs berita yang mengambil tagline ‘Energi untuk Indonesia’ ini.
Berita terpopular tersebut dihimpun berdasarkan pada statistik kunjungan halaman atau didasarkan pada pageviews di Eksplorasi.id.
Dari berita-berita popular versi pembaca ini, tampak jelas bahwa peristiwa energi, terutama menyangkut investasi, juga cukup menjadi perhatian pembaca.
Beikut berita terpopular ini disusun mulai dari urutan ke-10, menuju urutan ke-1.
10. Waspadai Langkah Inpex Mengulur Waktu Pengembangan Blok Masela
Keputusan Presiden Jokowi untuk melaksanakan pengembangan lapangan gas Abadi Blok Masela di darat merupakan arah baru perubahan paradigma pengelolaan sumber daya alam nasional.
Paradigma lama ‘tebang, keruk, sedot, kemudian ekspor’ harus diubah menjadi paradigma baru, yakni sumber daya alam sebagai motor penggerak ekonomi dan pengembangan wilayah dengan meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam di wilayah.
9. Pemahaman Wamen Archandra Keliru soal ‘Cost Recovery’ di Blok East Natuna dan Masela
Pernyataan Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar yang menyebut akan memangkas komponen cost recovery untuk proyek Blok East Natuna dan Masela menimbulkan tanda tanya.
Haposan Napitupulu, praktisi migas yang juga mantan Deputi Perencanaan BP Migas, berkomentar, bagaimana mungkin cost recovery untuk kedua blok tersebut dipangkas sementara ada berbagai persoalan yang belum selesai.
8. Ini Dokumen Surat Rekomendasi Izin Ekspor Konsentrat Freeport dari Kementerian ESDM
Pernyataan Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan yang menyebutkan bahwa perpanjangan izin ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia hingga Januari 2017 diberikan oleh Sudiman Said, bukan Arcandra Tahar, ternyata bisa dikatakan salah.
Pasalnya, berdasarkan dokumen surat yang diperoleh Eksplorasi.id, rekomendasi persetujuan ekspor tersebut ditandatangani oleh Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono atas nama menteri ESDM pada 9 Agustus 2016, saat Archandra Tahar masih duduk sebagai menteri ESDM.
7. Harga Minyak Dunia Naik Sedikit Lebih Tinggi
Harga minyak dunia terdorong sedikit lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), karena harapan bahwa kelebihan pasokan akan berkurang di pasar yang minim berita-berita penting. Keuntungan minggu lalu yang mengangkat patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), di atas USD 40 untuk pertama kalinya sejak Desember, didukung oleh penurunan tajam dolar dan munculnya kembali optimisme bahwa produsen akan mencapai kesepakatan untuk membekukan produksi.
Patokan AS, minyak mentah WTI untuk pengiriman April berakhir naik 47 sen menjadi USD 39,91 per barel di New York Mercantile Exchange. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, patokan Eropa, ditutup pada USD 41,54 per barel, naik 34 sen dari penutupan Jumat. Dia menunjuk daya tarik tingkat psikologis USD 40, yang WTI tembus beberapa kali selama sesi.
6. Ini Perbandingan Gaji Archandra Saat Jadi Presdir dan Saat Jadi Menteri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan perombakan kabinet kerja tahap kedua pada Rabu (27/7). Ada 12 posisi menteri yang diisi oleh nama baru. Empat nama dari 12 menteri di-reshuffle dipindahkan posisi.
Sedangkan 8 lainnya meninggalkan kabinet. Salah satu posisi yang diisi nama baru adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Nama Sudirman Said digantikan oleh Arcandra Tahar. Sosok yang terakhir ini tengah ramai diperbincangkan karena namanya masih begitu asing bagi banyak masyarakat Indonesia.
5. Menteri Sudirman Menikah dengan Sekper PT SMI
Menteri ESDM Sudirman Said hari ini (Minggu, 5/6), menikah dengan Astried Swastika, sekretaris perusahaan (sekper) dari PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur). Akad nikah keduanya digelar di rumah Astried yang berlokasi di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, pukul 07.40 WIB.
Prosesi akad nikah berlangsung sederhana, dengan dihadiri oleh keluarga, kerabat dan para pejabat di kementerian ESDM. Pada acara akad nikah tersebut hadir sejumlah nama besar, seperti Sjafrie Sjamsoeddin, Arifin Panigoro, Ketua DPR Ade Komaruddin, Dirut PT Pindad Silmy Karim, dan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi.
4. Berikut Calon Pengganti Archandra yang Bisa Dilirik Jokowi
Archandra Tahar resmi diberhentikan oleh Presiden Joko Widodo dari jabatannya sebagai menteri ESDM.
Melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Presiden memutuskan menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan yang saat ini menjabat sebagai menteri Kementerian Koordinator Kemaritiman sebagai pelaksana tugas (Plt) menteri ESDM.
3. Archandra Baru Sebatas Paten, Karya Gde Sudah Dipakai di West Seno
Archandra Tahar, mantan menteri ESDM dikabarkan memiliki tiga paten terkait pengembangan lapangan migas lepas pantai (offshore), seperti teknologi McT (Multi Column TLP) Floating Platform dan menjadi salah satu yang memperkenalkan standar hidrodinamika untuk industri.
Jauh sebelum nama Archandra mencuat, sebenarnya di dalam negeri ada anak bangsa yang juga cukup mumpuni terkait teknologi offshore. Sebut saja Gde Pradnyana, mantan sekretaris SKK Migas dan mantan deputi Operasional BP Migas.
2. Investor Kilang Tuban, Saudi Aramco Mundur Karena Tersinggung
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman berkomentar bahwa mundurnya Saudi Aramco disebabkan karena perusahaan tersebut tersinggung dengan adanya pertemuan ‘tersembunyi’ antara Rosneft dengan PT Pertamina (Persero) di kantor pusat Pertamina yang ada di Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Sebenarnya, masuknya Saudi Aramco itu atas permintaan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz ketika bertemu Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Namun, diduga ada pihak Pertamina yang main belakang dengan menggandeng Rosneft, makanya Aramco tersinggung dan mengundurkan diri,” kata Yusri kepada Eksplorasi.id di Jakarta, Selasa (10/5).
1. Proyek Lapangan Jangkrik Senilai Rp 52,68 Triliun Segera Berproduksi
Proyek pengembangan Lapangan Jangkrik yang berlokasi di Blok Muara Bakau, Selat Makassar, sekitar 100 kilometer di timur Balikpapan, dilokasi yang bersebelahan dengan Cekungan Kutai, berjalan sesuai target yang direncanakan. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Djoko Siswanto kepada Eksplorasi.id melalui pesan WhatsApp Messenger yang langsung dikirim dari Korea Selatan, Kamis (30/6).
Djoko mengatakan, Lapangan Jangkrik dikerjakan oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Eni Muara Bakau BV, perusahaan migas asal Italia. “Proyek Masela boleh telat, tapi Jangkrik jalan terus. Pembangunan terminal produksi apungnya (Floating Production Offshore/ FPO) selesai dibangun kurang dari dua tahun,” kata dia.
Reporter : Samsul