Eksplorasi.id – Guna menjaga kredibilitas fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016, pemerintah kembali memangkas anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp65 triliun dalam sisa lima bulan jelang akhir 2016.
Merespons hal tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengatakan ada beberapa program infrastruktur migas yang harus ditunda pembangunannya hingga ke tahun depan. Penundaan hanya akan dilakukan pada proyek yang baru memasuki tahap menyusun rancangan teknis lanjutan (Front End Engineering Design/FEED).
Akan tetapi, proyek yang sudah berjalan konstruksinya, dipastikan tidak akan ditunda. Seperti jaringan dan pipa gas, SPBG, LPG untuk nelayan, penyebaran LPG, dan lainnya.
“Dengan pemotongan anggaran 2016, beberapa program infrastruktur migas akan kita digeser ke tahun depan, yang belum konstruksi yang tahun ini baru FEED-nya, akan kita geser tahun depan,” ucapnya saat diskusi bersama awak media di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Dia menjelaskan, proyek yang ditunda tersebut salah satunya adalah pembangunan tangki Elpiji (Liquefied Petroleum Gas/LPG), yang rencananya hendak dibangun di tiga kota antara lain Ambon, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua.
“Tangki Elpiji di Ambon, NTT dan Papua itu harusnya tahun ini desain. Kita tunda tahun depan desain-nya. Nanti kita percepat programnya di tahun depan,” tuturnya.
Meski pembangunan tangki Elpiji di tiga kota tersebut ditunda, namun Wirat menjamin pembagian paket perdana Elpiji 3 kilogram (kg) tidak tertunda. Pihaknya akan mendistribusikan paket perdana Elpiji secara bertahap, bisa melalui kapal, tidak harus melalui tangki yang besar.
“Tidak harus, karena di awal penyalurannya bertahap, jadi tidak harus tangki yang besar,” tukasnya.
Eksplorasi | Aditya