PT PLN (Persero) akan mengimplementasikan teknologi carbon capture storage (CCS) sebagai salah satu langkah dekarbonisasi pada sektor ketenagalistrikan sekaligus mendukung pemerintah dalam mencapai target emisi nol bersih (net zero emission/NZE) tahun 2060.
“PLN telah menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk mengurangi emisi karbon dalam mewujudkan NZE 2060, salah satunya dengan mengembangkan teknologi CCS,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Senin (5/8).
Darmawan menjelaskan, PLN telah menggandeng berbagai mitra internasional dalam studi pengembangan teknologi CCS di lima pembangkit listrik. “Kami telah menggandeng berbagai mitra internasional untuk melakukan studi implementasi CCS di 4 PLTU dan 1 PLTGU milik kami,” ujar Darmawan.
Sementara, Executive Vice President Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Warsono menjelaskan bahwa saat ini 37,6 gigawatt (GW) pembangkit telah memenuhi syarat untuk penerapan CCS dan 19 GW secara teknis layak dan diprioritaskan untuk implementasi CCS. “PLN menyiapkan implementasi CCS untuk total kapasitas 2 GW pada tahun 2040 dan 19 GW pada tahun 2060,” jelasnya.
“Untuk menyukseskan itu, PLN menggandeng mitra seperti JERA dan JGC, INPEX, serta Karbon Korea dalam studi penerapan CCS di PLTU maupun PLTGU milik PLN,” jelasnya.
Pembangkit yang menjadi percontohan penerapan CCS, di antaranya PLTU Suralaya Unit 1-4, PLTU Suralaya Unit 5-7, PLTU Indramayu, PLTGU Tambak Lorok, dan PLTU Tanjung Jati B.